Krisis lingkungan di Cina tampaknya muncul dalam skala yang besar dan hebat, karena sangat luasnya negara itu sendiri.
Berikut ini enam masalah lingkungan teratas yang ada di Cina:
1. Pencemaran udara
Menurut
skala kualitas udara, setiap peringkat polusi di atas 300 berarti udara
tidak aman untuk bernapas. Dalam kondisi tersebut, orang harus tinggal
di dalam ruangan dengan menghidupkan pemurni udara dan sebisa mungkin
mengurangi pergerakan, demikian pedoman Kedutaan Amerika Serikat di
Beijing.
Pada Januari saja, ada 19 hari ketika indeks di Beijing
melampaui ambang batas 300, menurut Washington Post, dan angka di atas
500 kini sudah menjadi hal biasa. Pada 12 Januari, angka tersebut
mencapai rekor 886, sama dengan hidup di dalam ruangan merokok.
Industri
manufaktur dan 5 juta lebih mobil di Beijing turut berkontribusi
terhadap pencemaran udara yang melumpuhkan kota itu, namun banyak ahli
menyalahkan pembangkit listrik tenaga batu bara, yang menjadi kekuatan
pertumbuhan perekonomian Cina.
Cina saat ini membakar 47 persen
dari batu bara dunia, kira-kira setara dengan jumlah gabungan yang
digunakan oleh semua negara-negara lain di dunia, lapor New York Times.
Dan Beijing dikelilingi oleh jaringan luas dari pembangkit listrik
tenaga batu bara.
2. Pencemaran air
Ribuan bangkai babi mengambang melewati Shanghai mungkin bukanlah polusi air terburuk yang harus dikhawatirkan Cina.
Pada
Januari, terjadi kecelakaan bocornya kimia benzena, senyawa yang
dikenal sebagai penyebab kanker, ke anak Sungai Huangpu (tempat bangkai
babi itu ditemukan). Lebih dari 20 orang dirawat di rumah sakit akibat
hal itu, menurut Wall Street Journal, dan penduduk daerah itu terpaksa
mengandalkan mobil pemadam kebakaran untuk mendapatkan air minum yang
aman.
Air tanah juga tidak lebih aman. Sekitar 60 persen dari
tanah di bawah kota-kota Cina dinyatakan "sangat tercemar" oleh
Economist.
Desember lalu, tak lama setelah saudarinya meninggal
karena kanker paru-paru pada usia 35 tahun, pengusaha Jin Zengmin dari
provinsi Zhejiang menawarkan hadiah 200.000 yuan (sekitar Rp308,5 juta)
kepada pejabat lingkungan setempat yang mau berenang di sebuah sungai
terdekat, tempat Jin pernah berenang saat dia masih kanak-kanak, menurut
Time.com. Sungai itu sekarang berwarna hitam dengan limbah dari pabrik
sepatu. Belum ada pejabat yang tertarik oleh tawaran itu.
3. Penggurunan
Cina
memiliki sejarah pertanian intensif selama ribuan tahun, jadi mungkin
tidak mengejutkan bahwa wilayah seluas 9,6 juta kilometer persegi dari
negara itu terkena penggurunan.
Tekanan populasi, konversi hutan
menjadi lahan pertanian, dan proyek pembangkit listrik tenaga air dan
infrastruktur lainnya telah mengakibatkan hutan-hutan yang masih tersisa
di Cina terancam. Hal itu mendorong PBB memasukkan daftar hutan di
negara itu sebagai yang terancam dan membutuhkan perlindungan.
Hasil
dari maraknya penebangan hutan dan perkembangan pertanian adalah
penggurunan, penghancuran lahan yang ditutupi vegetasi, yang
menghasilkan bentang alam terdiri dari tanah dan batu yang gersang.
Sekitar 2,6 juta km persegi dari Cina saat ini berada di bawah
penggurunan, sekitar seperempat dari luas daratan negara itu, tersebar
di 18 provinsi, menurut kantor berita IPS.
Badai debu yang
membutakan, sungai yang penuh lumpur dan terkikisnya humus seringkali
merupakan hasil dari desertifikasi. Terlepas dari peningkatan reboisasi
dan restorasi padang rumput belakangan ini, padang pasir terus
berkembang setiap tahun sekitar 2.460 km persegi, menurut World Wildlife
Fund (WWF).
4. Keanekaragaman hayati
Terkait
erat dengan penggundulan hutan dan penggurunan adalah masalah hilangnya
habitat dan penurunan keanekaragaman hayati. Karena wilayah hutan yang
luas dibuka untuk lahan pertanian, perkebunan bambu, dan kayu bakar,
mengakibatkan hewan langka seperti panda berjuang untuk bertahan hidup.
Kepunahan
mengintai beberapa spesies hewan gara-gara pembantaian gajah untuk
diambil gadingnya, pembunuhan badak untuk tanduk mereka, dan pemusnahan
harimau untuk tulang (sebagai obat) dan penis mereka (sebagai afrodisiak
atau zat kimia yg digunakan untuk merangsang daya seksual).
Hiu
terancam punah di seluruh dunia, terutama karena pengambilan sirip hiu —
pengangkatan sirip punggung dari hiu yang masih hidup, untuk dibikin
sup.
5. Desa kanker
Selama bertahun-tahun,
individu dan kelompok telah melancarkan kampanye untuk memaksa
pemerintah mengatasi atau bahkan mengakui tingginya tingkat penyakit
kanker lambung, hati, ginjal dan usus besar di daerah tertentu, biasanya
berdekatan dengan kompleks industri berat, menurut laporan BBC.
Di
Shangba, sebuah kota di provinsi Guangdong, sungai yang mengalir
melalui kota berubah dari warna putih menjadi oranye akibat berbagai
jenis limbah industri, Reuters melaporkan. Banyak pencemar sungai,
seperti kadmium dan seng, diketahui menyebabkan kanker.
"Semua
ikan mati, bahkan ayam dan bebek yang minum dari sungai mati. Jika Anda
meletakkan kaki di dalam air, Anda akan mendapatkan ruam dan gatal-gatal
yang mengerikan," ujar He Shuncai, seorang petani berusia 34 tahun dari
Shangba kepada Reuters. "Tahun lalu saja, enam orang di desa kami
meninggal karena kanker dan mereka berusia 30-an dan 40-an."
Pada
Februari tahun ini, laporan dari kementerian lingkungan Cina mencatat
bahwa bahan kimia dan logam berat yang dilarang di negara-negara lain,
ditemukan di seluruh Cina.
6. Pertumbuhan penduduk
Kebijakan
memiliki "satu anak" di Cina secara universal diakui efektif untuk
mengendalikan populasi di negara itu. Meskipun demikian, Cina adalah
rumah bagi sekitar 1,3 miliar orang, lebih dari sepertujuh orang di
planet ini hidup di negara itu.
Apa yang lebih memprihatinkan
terhadap pendukung lingkungan adalah tumbuhnya kemakmuran dari kelas
menengah Cina, yang kini mengadopsi pola konsumen gaya Barat. Kalau dulu
barang-barang seperti daging merah, anggur, dan mobil pernah dianggap
kemewahan terlarang, kini makin banyak keluarga yang mengendarai mobil
mereka ke pasar untuk membeli daging sapi tenderloin, 120 anggur baijiu
(anggur putih Cina) dan barang-barang konsumen lain.
Risiko
kesehatan berkaitan dengan jenis pembelian semacam itu, kini menjadi
perhatian: Pesta minum dan alkohol yang mengakibatkan rawat inap
sekarang telah mencapai "proporsi epidemi," menurut laporan Guardian,
dan penduduk Cina — yang pernah menikmati diet yang relatif sehat dan
rendahnya tingkat kanker — sekarang makan daging dua kali lebih banyak
dibandingkan orang Amerika, mengonsumsi seperempat dari pasokan dunia,
menurut Telegraph.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar