Bursa transfer Liga Primer Inggris masih menunjukkan geliat yang
menyenangkan bagi para penggemarnya. Terlepas dari pasifnya Manchester
United dan Arsenal, 18 klub Liga Primer Inggris lainnya terus melakukan
pembenahan. Di sini, headline transfer tidak hanya didominasi klub-klub
mapan. Klub-klub papan tengah seperti Southampton, Swansea City dan
Sunderland juga turut meramaikan bursa transfer dengan mendatangkan
pemain-pemain yang cukup punya nama.
Berikut ini adalah sepuluh
rekrutan baru dari Liga Primer Inggris yang memiliki potensi besar untuk
menuai sukses di tanah Inggris:
1. Erik Lamela (21 tahun, Tottenham Hotspur)
Fans
AS Roma mana yang tak gusar melihat pemain mereka yang paling potensial
akhirnya hengkang? Meskipun secara bisnis transfer Lamela tetap
menguntungkan bagi Roma, sesungguhnya harga 35 juta euro yang dibayarkan
Tottenham masih terlalu kecil dibanding potensi dan daya ledaknya. Erik
Lamela adalah seorang pemain depan yang sering beroperasi di sektor
sayap ataupun di belakang penyerang. Apabila ditempatkan di sayap,
pemain kidal ini lebih sering menjadi inverted winger di sisi kanan. Ia
dibekali dribel menawan dan visi bermain yang cemerlang. Musim lalu, ia
berhasil mencetak 15 gol untuk Roma dari 33 laga. Hal tersebut
menjadikan Lamela top skorer klub kedua setelah Pablo Osvaldo.
Kekurangan utama dari pemain asal Argentina ini adalah temperamennya
yang masih sering meledak.
2. Nathan Redmond (19 tahun, Norwich City)
Satu-satunya
penampilan Nathan Redmond yang pernah saya saksikan sampai saat ini
adalah ketika ia memperkuat tim nasional Inggris U-21 di Euro U-21
silam. Ketika itu, Inggris sedang menghadapi Norwegia dan Redmond
dimainkan menjadi starter. Tidak butuh waktu lama bagi saya untuk
menyimpulkan bahwa Redmond sudah berada satu level di atas
rekan-rekannya yang lain kala itu, termasuk Wilfried Zaha yang jauh
lebih kesohor. Redmond adalah seorang pemain sayap yang memiliki visi
bermain cukup bagus. Cukup langka untuk seorang pemain Inggris. Musim
panas ini, ia bergabung ke Norwich City, tim yang termasuk salah satu overachiever musim lalu. Hingga pekan ketiga ini, ia sudah menyumbang satu gol.
3. Willian Borges da Silva (25 tahun, Chelsea)
Gelandang
serang berambut afro ini sempat mengecewakan publik sepak bola ketika
ia memilih untuk bergabung ke Anzhi di bursa transfer musim dingin
Januari lalu. Berita baiknya, proyek mercusuar Anzhi kemudian kolaps dan
memaksa mereka untuk menjual pemain-pemain bintangnya, termasuk
Willian. Ia akhirnya resmi berbaju Chelsea setelah detik-detik
penandatanganan kontraknya bersama Tottenham tiba-tiba diintervensi oleh
Roman Abramovich yang langsung menghubungi Suleyman Kerimov. Padahal,
waktu itu Willian sudah melakukan tes medis bersama Tottenham. Akhirnya,
resmilah Willian mengenakan kostum biru Chelsea. Pemain ini dibekali
teknik olah bola yang sangat tinggi. Selain itu, ia juga memiliki
kecepatan dan akan sangat cocok dengan skema serangan balik yang amat
digemari Jose Mourinho.
4. Gerard Deulofeu (19 tahun, Everton)
Liga
Primer Inggris, khususnya Everton benar-benar beruntung karena diberi
kesempatan untuk menjadi tempat berkiprah bintang muda milik Barcelona
ini. Teknik olah bolanya eksepsional. Benar-benar nyaris tanpa tanding
untuk pemain seusianya. Kolaborasinya di tim nasional Spanyol U-20
bersama Jese Rodriguez menjadi salah satu yang terbaik di dunia untuk
level kelompok umur tersebut. Deulofeu biasa beroperasi dari sayap kanan
dan tak jarang pula melakukan tusukan hingga ke dalam kotak penalti. Di
bawah asuhan Roberto Martinez, Deulofeu akan menjadi figur sentral
Everton musim ini, apalagi ia mendapat kehormatan untuk mengenakan
kostum bernomor punggung 10 yang (hampir) selalu identik dengan
kesempurnaan sepak bola.
5. Stevan Jovetic (24 tahun, Manchester City)
Seandainya
Stevan Jovetic sebelumnya tidak bermain di Fiorentina, bukan tidak
mungkin saat ini ia tidak berkostum Manchester City, melainkan Juventus.
Hubungan buruk antara Fiorentina dan Juventus yang dipicu transfer
Roberto Baggio menjadi penghalang bagi Jojo, sapaan akrab Jovetic untuk
berkostum Juventus. Namun, terlepas dari cerita sejarah tersebut, harga
jual Jovetic yang mencapai 30 juta euro memang sulit untuk dipenuhi tim
Serie A manapun, termasuk Juventus. Akhirnya, hijrahlah penyerang
Montenegro ini ke Manchester City. Jojo adalah seorang penyerang lubang
dengan teknik sempurna. Ia mampu mencetak gol dan menciptakan peluang
dengan sama baiknya. Ia cerdas dan memiliki visi bagus, hanya saja ia
rentan cedera.
6. Mamadou Sakho (23 tahun, Liverpool)
Salah
satu bakat paling potensial sepak bola Perancis dalam beberapa tahun
belakangan dan sempat menjadi kapten Paris Saint Germain sebelum
kedatangan Thiago Silva. Walau begitu, ia kesulitan menembus tim inti
Paris Saint Germain usai tim ibukota Perancis menjadi tim kaya baru dan
mendatangkan begitu banyak pemain bintang. Sakho adalah tipikal pemain
bertahan yang seharusnya cocok dengan skema Brendan Rodgers di Liverpool
karena ia merupakan seorang ball-playing defender yang cukup mumpuni.
Selain itu, Sakho memiliki keunggulan dalam hal duel udara dan menutup
ruang tembak lawan. Sakho juga memiliki konsentrasi yang baik dan sudah
cukup matang di usianya.
7. Victor Wanyama (22 tahun, Southampton)
Gelandang
asal Kenya ini cukup ramai dibicarakan mulai musim lalu. Penampilan
gemilangnya bersama Glasgow Celtic, terutama ketika mengalahkan
Barcelona di Liga Champions masih saja mengundang decak kagum hingga
kini. Wanyama kemudian sempat dihubung-hubungkan dengan Manchester
United yang lini tengahnya memang sangat memprihatinkan. Wanyama adalah
tipikal gelandang bertahan yang dibutuhkan oleh Southampton untuk
mendampingi Morgan Schneiderlin sebagai double pivot. Ia pekerja keras
dan nyaman dengan bola di kakinya, sedikit berbeda dengan Schneiderlin
yang lebih menonjol dalam hal intersepsi dan tekel. Apabila ia sukses di
Southampton, bukan tidak mungkin ia bisa segera hijrah ke klub yang
lebih besar.
8. Emanuele Giaccherini (28 tahun, Sunderland)
Giaccherini
selalu mengingatkan saya kepada sosok Angelo Di Livio, meskipun
Giaccherini pada dasarnya adalah pemain berkarakter menyerang. Postur
tubuh Giaccherini dan Di Livio sama-sama kecil, tetapi jangan pernah
pertanyakan semangat juang dan profesionalisme mereka berdua. Untuk
ukuran pemain yang karirnya menanjak sebagai seorang winger, Giaccherini
bisa dikatakan serba bisa karena tak jarang pula ia ditempatkan sebagai
gelandang tengah ataupun wing-back. Kepindahannya ke Sunderland bisa
dimengerti karena, sebagai pemain yang terus dimonitor oleh Cesare
Prandelli, ia membutuhkan tempat untuk bermain reguler. Suatu hal yang
nyaris mustahil ia dapatkan di Juventus. Di bawah arahan Paolo Di Canio,
Giaccherini bisa bersinar di Liga Inggris.
9. Wilfried Bony (25 tahun, Swansea City)
Ketika
pertama kali menyaksikan aksi Bony lewat rekaman pertandingan Vitesse
Arnhem, satu hal yang langsung terlintas di kepala saya adalah Didier
Drogba. Ya, Bony dan Drogba memang memiliki beberapa kesamaan. Selain
sama-sama berasal dari Pantai Gading, karakter bermain mereka pun mirip.
Kuat, cepat, cerdik dalam memanfaatkan peluang, dan memiliki kemampuan
membawa bola yang cukup baik. 31 gol dicetak Bony dari 30 laga musim
lalu. Bony sendiri dalam beberapa kesempatan selalu mengatakan bahwa ia
ingin menjadi seperti Drogba. Liga Inggris yang terkenal akan permainan
fisiknya akan menjadi surga bagi Bony dan rasa-rasanya pemecahan rekor
transfer klub sebesar 12 juta pound oleh Swansea City untuk Bony tidak
akan sia-sia.
10. Mesut Özil (25 tahun, Arsenal)
Arsenal
harus mengeluarkan 42,5 juta pound sekaligus memecahkan rekor transfer
klub untuk mendatangkan playmaker asal Jerman ini. Sebuah harga yang
tidak berlebihan mengingat, pertama, inflasi harga pemain-pemain di
jendela transfer kali ini dan kedua, kemampuan Özil yang memang
eksepsional. Selama tiga musim berturut-turut Özil sukses menjadi
pemberi assist terbanyak Liga Champions. Sebuah catatan yang tentunya
tidak sembarangan. Özil sendiri dibekali dengan teknik olah bola yang
tinggi, visi bermain luar biasa, serta kemampuan untuk mendikte
permainan yang amat baik. Adalah sebuah kebodohan sebenarnya untuk Real
Madrid karena membiarkan pemain sekaliber ini pergi. Bisa dibilang,
transfer Özil ke Arsenal ini adalah pembelian terbaik di Liga Primer
Inggris musim ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar