Jumat, 14 September 2012

Fakta Dibalik Tragedi WTC 11 September 2001


Hancur dan ambruknya sebuah gedung terbesar di pusat Kota Manhattan, WTC 7 pada 11 September 2001, masih terbayang di benak para keluarga korban dan rakyat Amerika Serikat hingga saat ini. Bagaimana tidak di hari yang penuh rutinitas para pekerja dan wisatawan sibuk berkunjung menikmati keramaian kota, tiba-tiba sebuah pesawat menabrakkan diri ke gedung dan seketika gedung tersebut ambruk ke tanah. Jerik dan teriak kepanikan semakin menjadi ketika gulungan debu tebal mengudara. Peristiwa ini pun menjadi berita utama di berbagai media massa di dunia, terlebih isu yang diangkatnya adalah sebuah serangan teroris yang didalangi oleh pimpinan Al Qaeda, Osama bin Laden. Namun demikian seperti sebuah peristiwa lainnya yang diduga terdapat konspirasi di dalamnya, ambruknya WTC 7 ini mengundan beberapa kontroversi, berbagai pihak bahkan sengaja melakukan penelitian dan penyelidikan baik secara formal maupun non-formal. Untuk itu berikut kontroversi di balik amruknya WTC 7 pada 9 September 2001.

1. Struktur Gedung yang Kuat
World Trade Center 7 (WTC 7) merupakan salah satu gedung terbesar yang terletak di pusat Kota Manhattan. Gedung ini memiliki 47 lantai, dan setengah dari ketinggiannya hampir dapat dilihat dari berbagai sudut Kota Manhattan. Sehingga tidak heran jika gedung yang paling dekat dengan gedung Menara Kembar (Twin Tower, WTC 1) ini memiliki struktur rangka baja yang kuat.

2. Memiliki Pusat Komando Darurat Kota
WTC 7 ini memiliki sebuah ruangan di lantai 23 yang dipergunakan sebagai Pusat Komando Darurat untuk mengendalikan segala sesuatu yang akan terjadi di sekitar Kota New York. Ruangan ini dibangun oleh Walikota Rudolph Giuliani pada pertengahan 1990-an. Dan suati ketika pada 11 September, diketahui Walikota Rudolph Giuliani tidak berangkat menuju ruangan tersebut –sebuah ruangan yang secara jelas dapat melihat situasi dan kondisi gedung Menara Kembar. Di tanggal itu sang walikota dikabarkan pergi dan mendiami salah satu kantornya yang terletak di 75 Barkley Street.  Bukan hanya kantor walikota saja, di dalam WTC pun terdapat beberapa kantor agen pemerintah AS. Termasuk di dalamnya kantor Departemen Pertahanan, CIA, Secret Service, IRS, terakhir Kantor Komisi Keamanan dan Perdagangan. Bersamaan dengan peristiwa 9/11, pemerintah AS sedang menyelidiki sebuah kasus yang melibatkan perusahaan Enron, dan diduga semua arsip yang akan diperiksa hancur bersamaan dengan ambruknya WTC.


3. Tabrakan Pesawat Bukan Satu-Satunya Penyebab
Ambruknya WTC 7 secara signifikan tidak disebabkan oleh pesawat yang menabraknya saja, berdasarkan penyelidikan terhadap reruntuhan puing bangunan. Suatu sore di hari kejadian (9 September 2001), terlihat ada percikan api kecil yang tidak diketahui sumbernya dari dalam gedung.


4. Hancur Dengan Cepat
Pada 11 September 2001, 17:30 tiba-tiba WTC 7 ambruk dalam waktu yang singkat. Kehancuran itu dimulai dari ruangan lantai atas, dan seketika itu pula sebanyak 47 lantai gedung pun hancur tidak kurang dari 7 detik. Peristiwa ini dapat dilihat dalam rekaman video CBS, dan NBC news.

 
5. Bukti Penggunaan Bahan Peledak 
Pada 16 September 2001, NASA menerbangkan sebuah pesawat untuk menyelidiki situasi dan kondisi yang terjadi setelah ambruknya WTC 7 dengan menggunakan sensor radiasi infra merah. Alat tersebut digunakan untuk mengetahui adanya suhu panas yang terdapat di permukaan tanah di sekitar gedung yang ambruk. Dan berdasarkan analisa yang dilakukan pemerintah AS melalui Survey Geologi, data menyebutkan adanya sebuah temperatur permukaan yang mencurigakan. Peta termal (panas) ini menunjukan lima hari setelah WTC 7 itu ambruk, suhu permukaan tanahdan puing reruntuhannya berada pada suhu 1,341ยบ F yang mengindikasikan penggunaan bahan peledak dalam upaya menghancurkan WTC 7 dengan cepat.

6. Dua puluh orang selamat dari balik puing bangunan
Penelitian terhadap para korban selamat WTC menyebutkan, 20 orang berhasil dikeluarkan hidup-hidup dari bawah puing bangunan. Di antara yang selamat itu adalah John McLoughlin dan William Jimeno, dua orang polisi pelabuhan. Mereka diselamatkan setelah terkubur di balik puing selama 13-21 jam. Mereka menjadi karakter dalam film tahun 2006 karya Oliver Stone "World Trade Center".

Pasquale Buzzelli, seorang insinyur dari pengelola pelabuhan, dan Genelle Guzman, seorang sekretaris, sedang berada di lantai 64 Menara Utara saat gedung tersebut ditabrak pesawat. Buzzelli pingsan selama tiga jam, dan terbangun di atas tumpukan puing, menghadap ke langit. Kakinya patah, banyak luka dan gegar otak saat diselamatkan oleh regu penyelamat. Guzman yang berada di dalam puing baru dapat diselamatkan 27 jam setelah menara runtuh. Kakinya luka parah tertindih reruntuhan namun kembali pulih empat bulan kemudian.

7. Jumlah korban tewas terbesar kedua berkewarganegaraan Inggris
Bukan hanya orang Amerika yang menjadi korban dalam serangan ke WTC dan Pentagon. Lebih dari 80 negara yang kehilangan setidaknya satu warganya pada hari naas tersebut, termasuk Jepang, Irlandia, Inggris, Australia, Selandia Baru, Swiss, India, Meksiko, Brasil, Afrika Selatan dan Kanada. Di antara 372 warga asing yang tewas, 67 diantaranya berkewarganegaraan Inggris.

8. Ron DiFrancesco berhasil melarikan diri dari dalam Menara Selatan WTC saat runtuh
DiFrancesco (37), warga Kanada, berhasil keluar dari dalam Menara Selatan WTC saat pesawat kedua menghantam di antara lantai 77 dan 85. Setelah susah payah turun hingga lantai dasar, DiFrancesco berhasil meninggalkan gedung yang kemudian luluh lantak tersebut.

Akibat terkena jilatan api, DiFrancesco terbangun di rumah sakit dengan luka bakar di sekujur tubuh dan patah tulang belakang. Dia merupakan salah satu dari hanya empat orang yang berhasil melarikan diri hidup-hidup dari Menara Selatan.
9. Kobaran api bertahan selama 99 hari
Butuh 99 hari untuk menangani kobaran api di Ground Zero sampai padam total. Pada 11 September pukul 8.46 pagi waktu setempat, hantaman pesawat pertama ke Menara Utara mulai menyulut api. Kobaran api baru benar-benar padam pada 19 Desember 2001.

10. Terdapat gedung ketiga yang juga runtuh
WTC Menara 7, sebuah gedung 47 lantai dan salah satu gedung terbesar di pusat Manhattan, menjadi gedung ketiga yang runtuh. Tidak ada media yang memberitakannya karena gedung tersebut runtuh akibat efek domino dari runtuhnya Menara Kembar. Bukan runtuh karena ditabrak pesawat.

Dalam laporan Komisi 9/11 menyatakan: "Gedung pencakar langit ketiga yang runtuh pada 11 September diberitakan hanya seperti catatan kaki yang sepele… karena memang hampir tidak ada orang melihat runtuhnya Menara 7… Berita tentang runtuhnya Menara 7 tidak dapat ditemukan dalam surat kabar, majalah, atau pun media elektronik setelah 11 September."

11. Sebuah pesan berkode dikirimkan secara online
Abu Abdul Rahman, salah satu orang yang bersekongkol di balik peristiwa 11 September, mengirimkan sebuah surat cinta yang mengandung sandi melalui Internet kepada "kekasihnya" seminggu sebelum serangan. Ternyata ia adalah rekan dari salah satu orang yang bertanggung jawab: Ramzi Binalshibh.

Pesan itu berbunyi: "Semester pertama dimulai dalam tiga minggu. Dua SMA (Menara Kembar) dan dua universitas (target-target di Washington DC) … Musim panas ini dipastikan akan panas … 19 (jumlah pembajak pesawat) sertifikat untuk empat lembaga pendidikan swasta dan empat ujian (jumlah pesawat yang digunakan). Salam untuk profesor. Selamat tinggal."

CNN melaporkan bahwa tiga minggu sebelum 11 September 2001, empat regu ditugaskan di target-target serangan, dengan tiga diantaranya diberi kode sandi. Gedung Parlemen AS disebut "Fakultas Hukum", Pentagon menjadi "Fakultas Seni Rupa", dan Menara Utara dari WTC diberi kode sandi "Fakultas Tata Kota".

12. Sebuah perusahaan kehilangan dua pertiga karyawannya
Perusahaan pelayanan keuangan global Cantor Fitzgerald bisa jadi merupakan badan usaha yang mendapat efek terburuk akibat serangan 9/11. Kantor pusat perusahaan tersebut yang terletak di lantai 101 sampai 105 di salah satu Menara WTC kehilangan 658 dari 960 orang karyawannya, atau dua pertiga total karyawannya.

Setelah tragedi terjadi, Direktur Utama Howard Lutnick menghubungi koleganya dan mengatakan: "Kami bisa saja menutup perusahaan dan datang ke upacara pemakaman rekan-rekan kami, atau kami bekerja lebih keras untuk membantu para keluarga yang ditinggalkan." Dan itulah yang mereka lakukan. Sepuluh tahun kemudian, Cantor Fitzgerald menyerahkan lebih dari $ 180 juta kepada para keluarga karyawan yang tewas.

13. Baja reruntuhan WTC laku dijual
Akan diapakan tumpukan sisa baja sebanyak 185.101 ton di Ground Zero? Pihak berwenang AS mendaur ulangnya. Masyarakat sempat marah karena pihak berwenang menyingkirkan baja-baja itu sebelum benar-benar selesai diperiksa sebagai barang bukti. Walikota Bloomberg menanggapinya dengan mengatakan: "Jika Anda berminat untuk melihat metode dan desain konstruksnya, komputer saat ini dapat melakukannya. Melihat tumpukan rongsokan besi tidak akan memberikan Anda informasi apapun."

Berdasarkan situs "9/11 Research", baja-baja terbesar telah dikirim ke Cina dan India. Perusahaan Cina Baosteel membeli 50.000 ton dengan harga $ 120 per ton. Baja yang tersisa digunakan sebagai bahan material tugu peringatan yang disebar di seluruh 50 negara bagian.

Satu mesin pesawat "selamat" dari kecelakaan
Untuk menyelidiki serangan, para insinyur secara sukarela menginvestigasi struktur bangunan WTC. Menurut Agen Penanggulangan Bencana Federal (FEMA), sebuah mesin salah satu pesawat yang menabrak Menara Kembar secara mengejutkan tidak mengalami kerusakan akibat hantaman, ledakan serta runtuhnya menara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar