1. Gospel of Eve, Penulis Anonim
Gospel of Eve, disebut-sebut sebagai buku paling erotis (banyak mengandung seksualisme) sekaligus yang paling diragukan kebenarannya, mungkin karena hal terakhir tadi itulah kenapa pihak gereja harus banyak membahas kontroversi ini dan melarang konsep ‘Seks Bebas’ (‘coitus interruptus’) serta sebuah adegan menelan cairan sperma dalam suatu upacara. Semua hal yang kontroversial dan memalukan dipaparkan di dalam buku ini. Buku ini sangat berbahaya karena mempertanyakan 2000 tahun lamanya terhadap selibasi (tidak menikah dan atau berhubungan seks) dan penyucian yang dialami oleh pendeta Kristen. Kita tidak pernah mengetahuinya, tidak akan pernah, karena secara superioritas gereja, seperti Ephipanius telah membuangnya dari semua misi kristen, guna mencegah dunia dari perlakuan seks bebas dan tanpa pernah berpikir bahwa hal tersebut adalah dosa.
2. Penciptaan Waktu, Karya Archimedes
Buku ini diasumsikan sebagai sebuah penjelasan mengenai terciptanya sebuah ‘mukjizat’, berasal dari Yunani Kuno –planetarium, jam astronomi, dan semua hal yang mereka ciptakan untuk mempermudah hidup. Namun dengan menyesal kita tidak dapat menjelaskan mekanisme Antikythera, sebuah mekanisme kalkulator kuno yang ditemukan sekitar 100 abad sebelum masehi, yang tidak terlihat lagi setelah 1000 tahun kemudian. Di dalam buku ini Anda dapat menemukan perencanaan untuk membuat unit kalkulator, sehingga kita dapat membuatnya sendiri…dan siapa tahu mesin waktu juga? Bahkan hanya memiliki sedikit perbedaan dengan standar mekanis jam modern, jadi bayangkan saja apa yang tertulis di dalam buku tersebut. Sangat disayangkan semua yang terdapat di dalam buku ini harus terkubur di suatu tempat, hal ini diakibatkan oleh Bangsa Romawi yang membenci Bangsa Yunani. Bangsa Romawi membakar semua buku berharga dari perpustakaan Alexandria.
3. Buku-Buku Langka di Rumah Kebijaksanaan (Bait al-Hikma)
Sebuah perpustakaan besar di Baghdad yang dikenal dengan Perpustakaan Kongres, menyimpan sebuah buku yang langka (sejauh ini dikabarkan masih ada) berasal dari tiga benua. Buku ini ditulis dan disusun di Era Keemasan Islam (antara 750-1257 setelah masehi). Buku ini berisikan mengenai cara Bangsa Persia menyembunyikan ilmu pengetahuan, medis, astronomi dan beberapa penemuan yang mereka dapatkan selama penjelajahan. Karena itulah mereka dikenal sebagai bangsa yang hebat sepanjang masa. Katalog mereka tidak terhitung dan perpustakaan mereka menyerupai universitas tempat semua manusia mencari pengetahuan mengenai berbagai hal. Baghdad pun dikenal sebagai tempat terbaik ilmu pengetahuan dituliskan dan disembunyikan untuk tujuan tertentu, sehingga sangat disayangkan manusia-manusia sekarang tidak mengetahuinya. Siapa yang mengetahui di mana sekarang kita berada seandainya buku-buku tersebut masih ada. Di dalam buku tersebut diduga memiliki sebuah pengetahuan Bangsa Romawi yang memiliki sebuah tanaman yang dapat mencegah kehamilan, namun mereka menghancurkannya.
Memiliki Baghdad sebagai pusat dari matematika dan ilmu pengetahuan, dan pemaparan ilmiah kisah perjalanan waktu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad (Isra’ Miraj), atau bahkan karya Hipocrates mengenai penyembuhan penyakit aneh. Semuanya telah dihancurkan, dan kita tidak mengetahuinya. Semua kesalahan mengenai hal ini tampaknya harus dilimpahkan kepada Bangsa Mongol yang memasuki Kota Baghdad dan menempatinya pada 1258, mereka membuang semua buku ke sungai Tigris. Sehingga mereka yang selamat dari peperangan itu, mengatakan bahwa air sungai tersebut berwarna hitam akibat tinta yang berasal dari buku-buku tersebut selama hampir satu tahun.
4. Epos Cycle, Oleh Beberapa Penulis
Sebuah karya epik saga (kisah heroik ala Bangsa Viking Norwegia dan Islandia) yang berisikan tentang ‘Illiad’ dan ‘Odyssey’. Seluruh kisah yang terdapat di dalam saga ini sangatlah spektakuler, memiliki delapan babak, namun Homer menyebutkan dua. Epos Cycle bercerita tentang petualangan lengkap Odyssey, yang secara puitis Aristoteles mengatakan bahwa pendeskripsian Homer hanyalah guntingan-guntingan saja dan merupakan bagian yang paling menarik. Gaya tersebut sangat memeranguhi kebudayaan dan kesenian di masa selanjutnya, seperti dalam karya tulis novel, musik, film, tarian, dan semuanya sangat menakjubkan. Bahkan untuk kisah ‘Illiad’, dikenal sebagai kisah non-reliji yang paling hebat di dunia (seandainya ilmu pengetahuan tidak membuktikan bahwa Zeus tinggal di Puncak Olympus) dan itu hanya bagian kecil saja.
5. Hermocrat, Karya Plato
Dua bagian pertama dari Trilogi Plato adalah ‘Critias’ dan ‘Timateus’ karya tersebut diduga merupakan transkrip dari sebuah pemikiran hebat. Seandainya ‘Hemocrat’ memiliki kedekatan dengan dua bagian dari trilogi yang sempurna, maka buku ini seharusnya berisikan konsep molekul ataupun bagian-bagian terbaik, dan akan memengaruhi pemikiran selanjutnya. Dengan memikirkan bahwa buku yang kedua akan selesai di tengah-tengah kalimat, yang seharusnya menjadi buku bagian ketiga (bagian yang hilang), menceritakan nasib Atlantis yang telah diulas di dua buku sebelumnya. Dan sekarang tidak ada yang mengetahui di mana buku ini berada. Beberapa menyebutkan bahwa Plato tidak pernah menyelesaikan buku ini.
6. Ab urbe condita libri (Penciptaan Sebuah Kota), KaryaTitus Livius
Buku yang berisikan detail sejarah Roma dari leluhur Bangsa Troya kepada Agustus yang memerintah 800 tahun kemudian, apa yang dikatakan semuanya adalah tentang Roma. Buku ini tersusun dari 142 buku besar, sebuah buku yang luar biasa bukan? Ketika Kekaisaran Roma Barat jatuh, Livius lah yang menyaksikan semua yang terjadi saat itu. Dan semuanya telah hilang. Semua sejarah mengenai Bangsa Romawi dapat ditemukan di dalam buku tersebut. Bahkan ada beberapa bagian dari karya Livius yang turut andil dalam terciptannya era renaisans, dan semua karya tulisnya hingga kini masih dikagumi. Eropa membutuhkan ribuan tahun untuk memahami bahwa buku tersebut di tulis setelah kejatuhan Roma. Sehingga ketika mereka menggali situs dan makam-makam tua, mereka menemukan 35 serial buku ini. Semua sejarah tentang Roma ditulis berdasarkan data yang terdapat di dalam buku Livius ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar