Dalam waktu 26 tahun di Manchester United, Sir Alex Ferguson telah
melatih 3-4 generasi pemain. Beberapa pemain yang pernah dilatihnya ini
ternyata mewarisi bakat Fergie dalam melatih. Mereka memanfaatkan betul
pengalaman berharga dilatih oleh salah satu pelatih tersukses di dunia.
Siapa saja?
1. Gordon Strachan
Strachan kini
menjabat sebagai pelatih tim nasional Skotlandia. Kala masih bermain, ia
pernah memperkuat United pada 1984-1989. Ia menjadi pemain angkatan
pertama kiprah Fergie di United. Kisah Strachan dengan Fergie
bagaimanapun lebih dikenal sebagai rivalitas. Kiprah Strachan di United
tidak mengesankan Fergie, sehingga Strachan lebih sering ditempatkan di
bangku cadangan.
Permusuhan ini tertuang dalam otobiografi
Fergie tahun 1999. Fergie menggambarkan Strachan sebagai seseorang yang
tidak dapat dipercaya, dan kemudian dibalas Strachan dengan reaksi bahwa
ia terkejut sekaligus kecewa dengan penuturan sang mantan bos.
Strachan
kemudian menjadi pelatih Skotlandia dengan reputasi sukses. Sebelum
melatih tim nasional, ia sempat sukses menangani Southampton dengan
membawa The Saints ke final Piala FA musim 2002/2003 sebelum dikalahkan
Arsenal. Setelah itu, Strachan hijrah ke Glasgow Celtic untuk kemudian
memberikan hattrick juara liga pada The Bhoys dalam kurun waktu 2006
hingga 2008, termasuk double winner tahun 2007.
2. Bryan Robson
Robson
memecahkan rekor transfer United kala Setan Merah memborongnya dengan
mahar 1.5 juta pound dari West Bromwich Albion tahun 1981. Robson adalah
salah satu pemain United yang identik dengan nomor punggung 7, nomor
yang identik dengan pemain-pemain legendaris Setan Merah. Robson
kemudian menuai sukses sebagai pemegang jabatan kapten paling lama di
United — sejak tahun 1983 hingga 1994.
Sebagai manajer, Robson
sempat menjadi bagian dari proyek ambisius klub Middlesbrough, klub
pertamanya yang ia asuh. Bersama pemain-pemain berprofil tinggi seperti
duo Brasil Juninho Paulista dan Branco, Robson sempat membawa Boro pada
pencapaian dua final sekaligus dalam setahun, yaitu Piala FA dan Piala
Liga tahun 1997.
Setelah melatih lima musim di Boro, Robson
melatih klub-klub kasta kedua Inggris seperti Bradford City, West
Bromwich Albion, dan Sheffield United. Ia kemudian mencoba
peruntungannya ke Asia Tenggara dengan melatih tim nasional Thailand. Ia
gagal membawa tim Gajah Putih lolos ke Piala Asia 2011, dan gagal
meloloskan Thailand dari penyisihan grup Piala AFF tahun 2010 di
Indonesia. Kini, Robson menjabat sebagai duta klub Manchester United.
3. Roy Keane
Setelah
era Robson dan Paul Ince merajai lini tengah United usai, Keane adalah
pemain tak tersentuh di lini tengah United. Perannya sangat vital karena
selain mampu menjadi gelandang jangkar yang kokoh, Keano juga sangat
disegani rekan-rekannya di ruang ganti. Meski sering melakukan tindakan
kontroversial, Keano tetap dianggap sebagai pemain tengah terbaik yang
pernah dimiliki Fergie.
Meski karirnya sebagai pemain sangat
mengilap, kiprah Keane sebagai pelatih tidaklah demikian. Keano hanya
sempat melatih dua klub, Sunderland dan Ipswich Town. Sempat menjanjikan
di Sunderland dengan membawa The Black Cats promosi tahun 2007, Keano
kemudian gagal mempertahankan penampilan bagus klubnya di Premier
League, dan mengundurkan diri setahun kemudian.
4. Steve Bruce
Bersama
pasangannya di lini belakang, Gary Pallister, Bruce membentuk
pertahanan solid United yang oleh Gary Neville, mantan bek kanan United,
dianggap sebagai pasangan bek tengah terbaik sepanjang sejarah Setan
Merah. Total, ia bermain 309 laga dan mencetak 36 gol untuk United. Ia
juga memberi United banyak gelar juara dengan total sembilan trofi,
termasuk gelar internasional pertama United di era Fergie, Piala Winners
tahun 1991.
Bruce kemudian pensiun tahun 1998 bersama klub
Sheffield United, untuk kemudian mengawali karirnya sebagai pelatih di
klub yang sama. Bruce kemudian melanglang buana di dunia kepelatihan
Inggris dengan menukangi klub-klub medioker seperti Huddersfield, Wigan,
Crystal Palace, Birmingham City dan Sunderland. Kini, Bruce melatih
Hull City.
5. Mark Hughes
Mengawali karir sepak
bola sebagai pemain akademi United, Hughes kemudian besar sebagai salah
satu penyerang tertajam klub ini dengan total 120 gol. Ia sempat
melanglang buana bersama Barcelona dan Bayern Muenchen sebelum ditarik
kembai oleh Fergie pada tahun pertama kepelatihannya. Keputusan Fergie
ternyata tepat karena Hughes melanjutkan ketajamannya, termasuk mencetak
dua gol di final Piala Winners tahun 1991 melawan eks klubnya,
Barcelona.
Setelah pensiun, Hughes kemudian melatih tim nasional
Wales dari tahun 1999 hingga 2004. Prestasi Hughes di tim nasional
Wales tidak buruk. Ia nyaris membawa Wales lolos ke Piala Eropa 2004,
namun kalah di babak penyisihan melawan Rusia. Setelah itu, Hughes
melatih klub-klub Premier League seperti Blackburn Rovers, Manchester
City, Fulham dan Queens Park Rangers.
Bersama klub-klub
tersebut, rekor Hughes tidak terlalu istimewa. Melatih skuat bertabur
bintang Manchester City, Hughes tidak mampu memberi gelar juara.
6. Laurent Blanc
Mantan
bek tangguh Prancis yang membawa Les Blues pada gelar Piala Dunia 1998
dan Piala Eropa 2000 ini menghabiskan karir bermainnya bersama United.
Fergie sebenarnya telah menginginkannya sejak tahun 1996 saat ia masih
membela Auxerre, namun saat itu Blanc memilih bergabung dengan
Marseille. Blanc datang di usia senja 35 tahun ke Old Trafford untuk
menutupi kepergian Jaap Stam ke Lazio. Ia turut menyumbang gelar juara
liga bagi United di musim 2002/2003.
Empat tahun setelah
pensiun, Blanc mengawali karir kepelatihan di klub negaranya, Bordeaux.
Blanc sukses membawa klub ini meraih posisi juara dua di musim
perdananya, namun hal itu cukup memberinya gelar pelatih terbaik musim
itu. Di musim keduanya bersama Les Girondins, Blanc memberi kesuksesan
ganda dengan mengawinkan juara liga dan Piala Liga Prancis. Hal ini
membawanya pada kursi pelatih nasional pasca Piala Dunia 2010.
Blanc
memutuskan untuk tidak memanggil 23 pemain dari Piala Dunia 2010
setelah perselisihan mereka dengan Raymond Domenech, pelatih sebelumnya.
Ia melakukan ini sebagai hukuman kolektif bagi para pemain. Ia juga
membuat kebijakan dengan hanya menyediakan makanan halal di tim
nasional, yang memang banyak dihuni pemain muslim.
Blanc
membawa Prancis lolos ke Piala Eropa tahun 2012 dengan predikat juara
grup kualifikasi. Ia kemudian membawa Prancis hingga babak perempat
final sebelum disingkirkan tim juara, Spanyol. Setelah turnamen ini,
Blanc kemudian mengundurkan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar