1. Pengorbanan Anak-Anak di Charthage dan Sekitarnya
2 Bunuh Diri Demi Kehormatan Jepang
Di Jepang dikenal sebuah istilah
Seppuku—ritual bunuh diri/mengorbankan diri demi kehormatan, yang telah
dipraktikan sangat lama dan merupakan salah satu bagian dari Bushido
(nila dan norma yang dianut oleh para ksatria Jepang). Ritual seppuku
dilakukan apabila ada beberapa hal yang menyangkut kehormatan dan harga
diri telah dilanggar oleh seorang ksatria, dengan melakukan seppuku maka
kehormatan dan harga diri keluarga, klan atau dinasti yang rusak akan
kembali pulih.
Seorang samurai ataupun shogun, ketika
akan melakukan seppuku mereka wajib mengenakan pakaian upacara, yakni
kimono atau jubah berwarna putih. Ia harus menikmati hidangan
kesukaannya untuk terakhir kali. Dan menyiapkan pisau atau pedang pendek
kesayangan yang diletakkan di hadapannya. Sang ksatria pun kemudian
membacakan puisi kematian atau pidato terakhirnya. Ia kemudian membuka
jubah, mengambil pisau dan menghunuskannya kebagian perut hingga
terurai. Selain ke arah perut ada pilihan lainnya (kaishakunin) untuk melakukan seppuku, dengan memotong leher sendiri (kaishaku).
3. Mencekik Janda di Fiji
Di kebudayan masyarakat Fiji suatu waktu
pernah diberlakukan ritual yang sangat kejam dan sadis, yakni mencekik
seorang janda yang baru beberapa menit ditinggal mati oleh suaminya.
Masyarakat Fiji meyakini bahwa seorang isteri (watina lalai) yang ditinggal mati oleh suaminya harus mengikuti jejak suaminya, dikubur (disebut dengan totho).
yang menjadikan ritual ini lebih buruk
lagi ketika si pencekik adalah saudara laki-laki dari pihak isteri, atau
dari garis keluarga isteri jika tidak memiliki saudara laki-laki.
Karena menurut mereka lebih terhormat untuk mati dibunuh atau membunuh
saudara sendiri.
4. Menguliti Hidup-Hidup Anak Laki-Laki
Buku Aztec adalah salah satu suku Indian
di benua Amerika yang dikenal dengan ritual pengorbanannya yang sadis.
Salah satunya ritual mencabut jantung manusia yang masih hidup untuk
menghormati dewa matahari, Huitzilopochtli. Masih banyak ritual yang
dimiliki oleh Suku Aztec yang melibatkan pengorbanan manusia sebagai
persembahan kepada Tlaloc, Xipe Totec dan ‘Ibu Pertiwi’ Teteoinnan.
Persembahan kepada Tlaloc adalah dengan
menguliti anak laki-laki yang masih hidup, sementara persembahan kepada
Xipe Totec adalah menembakkan panah ke arah tubuh sang korban sebelum
akhirnya dikuliti oleh para pendeta adat. Dan persembahan kepada
Teteoinnan adalah dengan menguliti tubuh perempuan yang masih hidup.
Semua ritual tersebut memiliki makna yang sama dan korbannya pun dipilih
secara hati-hati dan teliti, kemudian ia akan disebut dengan ‘yang
terpilih.’
5. Dibakar Hidup-Hidup, Bangsa Romawi
Menurut catatan sejarah yang ditulis oleh
bangsa Romawi, di wilaya Eropa dikenal ritual pengorbanan yang
melibatkan nyawa dan tubuh manusia, salah satunya oleh para Druid
(kalangan agamawan dari bangsa Roma, Inggris, Irlandia dan
Gaulia/Prancis). Kaisar Roma sendiri menjelaskan bahwa banyak dari
kalangan budan dan Suku Gaulia yang kemudian dibakar hidup-hidup,
termasuk mereka yang sudah tidak bernyawa lagi.
Metode pengorbanan lainnya adalah dengan
menggantung korban sabagai persembahan kepada dewa Esus, menenggelamkan
korban sebagai persembahan kepada dewa Teutattes. Namun salah satu yang
terkenal adalah ritual yang dilakukan oleh para Druids adalah dengan
mengikat korban di sebuah tiang kemudian membakarnya hidup-hidup. 6. Pengorbanan untuk Sebuah Pembangunan di China
Kita mengetahui bahwa ritual persembahan
ataupun pengorbanan mahluk bernyawa hanya diiperuntukan kepada para dewa
dan kepentingan agama lainnya. Namun di salah satu peradaban masyarakat
China, ritual pengorbanan pun dilakukan dalam proses pembuatan sebuah
bangunan ataupun gedung, dengan tujuan agar bangunan tersebut lebih
kokoh dan kuat berdiri.
Salah satunya adalah dibuktikan dalam
catatan sejarah China, ketika Pangeran Mahkota Ts’ai ditangkap dalam
sebuah peperangan yang mengakibatkan bangunan kerajaannya rusak dan
runtuh berkeping-keping. Pangeran Ts’ai ditangkap dan dijadikan
persembahan untuk memperkuat bangunan Dam (waduk).
7. Lompatan Keyakinan Oleh Suku Maya
Suku Maya merupakan salah satu suku
Indian di Amerika Serikat yang memiliki sistem keyakinan terhadap
kekuatan gaib sangat kuat. Ketika mereka menemukan sebuah lubang besar
di bawah tanah, mereka mengatakan bahwa itu adalah gerbang menuju dunia
bawah (akhirat). Dan mereka menyakini siapapun yang loncat ke dalam
lubang tersebut tidak akan mati. Dan para pendeta Suku Maya akan
memantrai, mendoakan orang-orang yang akan melompat ke dalam lubang
dalam di permukaan bumi (cenotes).
Namun berdasarkan penelitian terakhir,
banyak ditemukan kerangka manusia baik tua maupun muda berserakan di
dasar lubang bumi ini. Kerangka manusia yang telah hancur, yang dianggap
oleh masyarakat Maya saat itu tercerahkan.
8. Mengorbankan Dengan Sapu Tangan
Proses pengorbanan yang menyakitkan ini
dilakukan oleh sebuah kelompok penganut agama Hindu di India, sebagai
persembahan terhadap dewi Kali. Ritual pengorbanan ini telah dilakukan
selama ratusan tahun guna mendapatkan berkah dari dewi Kali.
Namun metode pengorbanannya menyerupai
masyarakat Fiji dahulu, yakni dengan cekikan hanya saja yang
membedakannya kelompok ini menggunakan sapu tangan sebagai alatnya. Para
pelaku eksekusi akan mengendap di malam hari menuju rumah korban dan
mencekiknya dengan sapu tangan tanpa disadari oleh korban yang sedang
tertidur. Tubuh korban kemudian akan dikuburkan di tempat yang telah
ditentukan.
9. Pemenggalan di Ghana
Setiap tahun di Dahomey (Ghana) Afrika Barat, selalu dirayakan sebuah upacara pemberian hadiah dan berkat diantara sesama pemimpin/pendeta suku, dan salah satunya adalah dengan memberikan sesembahan berupa pengorbanan manusia. Korba-korbannya kebanyakan diambil dari kalangan budak, tawanan perang dan penjahat, ritual ini dilakukan sebagai penghormatan kepada Raja Dahomey. Para korban akan dipenggal kepalanya melalui sebuah ritual yang dikenal sebagai Xwetanu (Pemenggalan Kepala Tahunan).
10. Penguburan Hidup-Hidup
Ritual penguburan hidup-hidup ini dikenal pada peradaban Mesir di masa kekuasaan Firaun, dan korban yang dikuburkan adalah para pelayan pribadi istana. Para pelayan tersebut akan dikubur bersama jasad Firaun yang telah meninggal, hal ini dimaksudkan agar Firaun mendapat pelayanan ketika berada di alam kematian. Bukti-bukti ritual ini banyak ditemukan oleh para arkeolog yang meneliti makam-makam raja Mesir Kuno. Sebelum mereka dikubur bersama jasad majikannya, mereka akan diberi mantra dan ramuan khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar