1. Puma dan Adidas
Kakak-adik Adolf dan Rudolf Dassler mendirikan perusahaan sepatu di
ruangan tempat cuci baju di rumah ibunya, kota Herzogenaurach, Jerman,
pada tahun 1924.
Rudolf yang dipaksa wajib militer dikirim ke garis depan, setelah
berhasil pulang, ia malah diciduk oleh tentara Amerika dan dipenjara
selama satu tahun. Ia banyak mendengar kabar penangkapannya itu diatur
oleh adiknya sendiri.
Kedua saudara itu pun akhirnya pecah kongsi di 1948. Rudolf Dassler
mendirikan perusahaan yang saat ini dikenal dengan merek Puma. Sementara
Adolf, yang biasa disapa Adi, mematenkan merek Adidas di 1949.
Saking hebatnya perseturuan mereka, bahkan kota Herzogenaurach pun
terbelah menjadi dua, di mana pabrik Adidas dan Puma berada di sisi kota
yang berbeda terpisahkan oleh sungai.
Sampai akhirnya pada tahun 2009, seiring dengan adanya Global Peace Day
in 2009, kedua pabrik memutuskan untuk bertanding sepakbola. Namun,
masing-masing tim berisikan gabungan karyawan dari dua pabrik tersebut.
Tim hitam berisikan para direksi dari kedua perusahaan, sementara tim
putih merupakan karyawan biasa. Hasilnya, 7-5 untuk kemenangan tim
hitam.
2. Perusahan Hiburan untuk Dewasa Hustler
Dua bersaudara Larry (kiri) dan Jimmy (kanan ) Flynt berada di
pengadilan negeri Ohio pada 19 Januari lalu untuk keputusan yang bisa
menentukan masa depan Hustler. Jimmy merasa perusahaan tersebut adalah
miliknya, seperti yang selama ini dipegang oleh kakaknya yang lebih
dikenal luas sebagai pendiri.
Konflik antara dua saudara ini sudah lama terjadi, sekitar beberapa
tahun yang lalu setelah Larry memecat dua anak Jimmy dari perusahaan
tersebut. Selain itu, Larry juga pernah mengusir Jimmy dari toko Hustler
yang dioperasikannya di pusat kota Cincinnati.
Jimmy pun merespons dengan mengajukan tuntutan ke pengadilan yang isinya
menyatakan, ia juga berhak diikutsertakan dalam bisnis keluarga
tersebut dan berhak atas setengah aset perusahaan tersebut.
Akan tetapi dalam pernyataan tertulis yang diberikan Larry kepada
pengadilan, menurutnya, Jimmy hanyalah karyawan biasa di Hustler yang
kinerjanya kurang baik. Sampai kini, pengadilan belum menutup kasus
tersebut.
3. Ambani Group dari India
Dua bersaudara paling kaya di India, Mukesh Ambani (kanan) dan Anil
Ambani (kiri) mengakhiri perseturuan pada 2010 dengan membentuk
kesepakatan tidak tertulis atas konflik yang mereka bangun sendiri.
Sebelumnya, mereka juga sudah sepakat untuk menyelesaikan konflik yang
sudah terjadi bertahun-tahun itu di Januari 2006 dengan melakukan
perjanjian supaya tidak saling menganggu lini bisnis masing-masing.
Mukesh menjalan Reliance Industries, dan Anil memimpin Anil Dhirubhai
Ambani Group. Reliance Industries sudah sepakat untuk tidak masuk ke
sektor gas untuk listrik sampai 31 Maret 2022.
Pada tahun di mana mereka memisahkan perusahaan milik ayahnya, perang
harga antara harga jual gas dari Reliance Industries menghentikan banyak
pasokan listrik di sebagian besar India bagian utara.
Ditambah dengan gagalnya merger antara Reliance Communications milik
Anil Ambani dengan MTN Group dari Afrika Selatan karena kerjasama itu
dihalangi oleh Mukesh Ambani yang mengatakan penjualan saham di
perusahaan saudaranya hanya boleh dibeli oleh dirinya.
4. Keluarga Gucci
Keluarga Gucci sudah mulai memproduksi berbagai aksesoris dan pakaian
berbahan kulit khas Italia sejak abad ke lima belas. Akan tetapi, merek
Gucci yang paling dikenal dunia saat ini dipantenkan oleh Guccio Gucci
di kota Florence pada 1906.
Kedua anaknya, Aldo dan Rodolfo kemudian mengambil alih perusahaan
keluarga tersebut dan mendorongnya hingga tumbuh dengan sangat pesat.
Sayangnya, skandal keuangan perusahaan yang dilakukan oleh anggoat
keluarga berujung pada konflik yang berkepanjangan.
Konflik tersebut berujung pada tuntutan ke pengadilan yang dilancarkan
oleh Paolo Gucci, terhadap ayahnya, Aldo, serta beberapa anggota
keluarga Gucci lainnya. Keluarga Gucci juga mengajukan tuntutan balik
kepada Paolo yang seorang desainer supaya tidak menggunakan merek Gucci
dalam produk kulit miliknya. Kedua tuntutan ini berakhir damai di tahun
1980.
Sayangnya, konflik tersebut tidak menjadikan keluarga Gucci menjadi utuh
kembali, tetapi justru semakin retak dan masing-masing berusaha untuk
mengambil alih perusahaan. Guna mencegah hal itu terjadi, akhirnya
keluarg Gucci sepakat menjual 50% sahamnya di Guccio Gucci S.p.A. ke
sebuah oerusahaan investasi asal Timur Tengah di tahun 1988.
5. Gordon Ramsay Holdings
Kehidupan pribadi koki terkenal asal Inggris, Gordon Ramsay, yang
dikenal sebagai koki temperamental dari acara The Hell's Kitchen,
menjadi sorotan media pada akhir 2010 ketika ia berseteru dengan mertua
laki-lakinya.
Ramsay memutuskan hubungan profesional dengan mertuanya yang bernama
Chris Hutcheson setelah memecatnya dari jabatan presiden direktur di
perusahaan miliknya, yaitu Gordon Ramsay Holdings, pada bulan Oktober.
Hutcheson yang geram menyebut Ramsay seorang 'monster' yang mencoba
membuat anaknya, Tana yang tak lain istrinya Ramsay, membenci ayahnya
sendiri. Ramsay pun membalas melalui keterangan tertulis dengan menyebuy
Chris sebagai 'diktator.'
Konflik ini menjadi sasaran empuk media Inggris meraup keuntungan besar
saat itu. Hingga akhirnya pada Januari 2011, Ramsay berniat untuk
mengakhiri perseturuan tersebut.
Kepada media lokal ia mengaku sudah berbuat salah, dan belajar banyak
dari kesalahan tersebut. Ia juga memberi pesan kepada khalayak jangan
pernah mencapurkan kepentingan bisnis dengan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar