Rabu, 27 Juni 2012

Muse : Dewi dewi seni

 


Kesembilan dewi Muse (Mousai) ini adalah putri-putri Zeus dan Mnemosyne (personifikasi dari ingatan) yang mengajarkan musik, nyanyian dan tarian kepada umat manusia. Bersama lahirnya dewi-dewi itu, datang pula kesenangan, kegembiraan dan kelembutan ke atas muka Bumi. Mereka menjadi sumber inspirasi bagi para penyair, seniman dan manusia lainnya untuk menciptakan karya seni yang indah.



Putri-putri Zeus ini sering mendatangi Gunung Helikon dimana para penggembala sering mendengar nyanyian mereka yang berpadu dengan gemericik air dan kicauan burung. Tetapi mereka lebih sering berada di lereng Gunung Parnassos, dekat mata air Kastalia untuk bernyanyi dan menari dengan diiringi petikan lyra Apollo, sang dewa musik pemimpin kesembilan Muse.



Konon, saat dewi-dewi Muse ini lahir dan musik turun ke dunia, banyak orang terpesona sehingga mereka bernyanyi siang dan malam, tanpa berhenti dan tidak makan maupun minum. Mereka terus bernyanyi dan bernyanyi hingga menemui ajal. Tetapi setelah mati mereka tidak turun ke Hades melainkan menjelma menjadi jangkrik, binatang yang terus bernyanyi tanpa diusik oleh rasa lapar dan haus. Konon, bila jangkrik berbunyi sebenarnya binatang itu sedang bercakap-cakap dengan dewi-dewi Muse, membicarakan manusia yang mencintai seni, nyanyian dan tarian yang telah diajarkan para dewi Muse.


Kesembilan dewi Muse itu ialah:

1. Kalliope, yang paling tertua dan dihormati dari Sembilan Muse lainnya. Ia adalah Muse puisi epik (kepahlawanan) yang diseru oleh Homeros di awal sajak Iliad dan Odyssea. Ia digambarkan sedang memegang lempengan batu dan pena di tangan kanan.

2. Kleio, Muse sejarah. Ia digambarkan sedang duduk memegang gulungan kertas yang terbuka atau buku yang setengah terbuka.

3. Euterpe, Muse puisi lirik, yang digambarkan memegang seruling kembar.

4. Melpomene, Muse tragedi. Ia membawa topeng orang yang bersedih atau sebilah pedang, dan kepalanya dihiasi mahkota daun anggur.

5. Terpsikhore, Muse paduan suara dan tarian yang membawa sebuah lyra.

6. Erato, Muse puisi cinta. Seperti Terpsikhore, ia digambarkan sedang memegang Cithara sejenis lyra.

7. Polymnia, Muse himne religi . Ia selalu tampil dengan muka serius, berdiri dalam posisi yang takzim atau sedang berpikir.

8. Ouranie, Muse astronomi, sering digambarkan sedang menunjuk bola dunia dengan sebilah batang kayu.

9. Thaleia, Muse komedi. Ia memakai topeng orang yang tersenyum, membawa tongkat penggembala dan mengenakan mahkota rangkaian tumbuhan sulur di atas kepalanya.

1 komentar: