Sabtu, 03 September 2016

Asep Sunandar Maestro Wayang Golek di Logo Google

https://www.google.co.id/logos/doodles/2016/asep-sunandars-61st-birthday-5728684184961024-hp.jpg

Asep Sunandar Sunarya, maestro wayang golek, tampil dalam Google Doodle hari ini. Dalang yang berpulang pada 31 Maret 2014 lalu diberi penghormatan oleh Google untuk mengenang hari ulang tahunnya pada 3 September 1955. Tidak hanya Asep Sunandar saja yang ditampilkan, tetapi juga dua tokoh wayang golek, Semar dan Cepot yang sudah menjadi ‘ciri khas’-nya.

Google hari ini Sabtu, 3 September 2016 menampilkan kartun pagelaran wayang golek yang unik. Ada tokoh Semar, dengan kuncung putih berperut buncit yang berhadapan dengan Cepot (Astrajingga) dengan iket kepala gaya Sunda. Sementara, wajah Asep Sunandar sebagai dalang, terliht hanay sebagian, tersamar oleh papan bertuliskan Google.

Google memang tengah merayakan ulang tahun ke-61 Asep Sunandar. Beliau lahir di Kampung Jelekong, Baleendah, Bandung pada 3 September 1955. Pria ini disebut Google sebagai ‘dalang wayang golek paling terkenal di dunia’ ini. Bukan ucapan yang sembarangan, karena memang prestasi Asep Sunandar sudah mendunia.

http://www.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2014/03/KI-Dalang-Asep-Sunandar-Sunarya.jpg
Bahkan dikutip dari Kompas, Asep Sunandar pernah diminta menjadi dosen luar biasa di Institut International De La Marionnette, Charlevile, Perancis. Di sana, Asep mengajar selama dua bulan. Lebih jauh, masyarakat akademis Perancis menganugerahinya gelar profesor.

Sepanjang hidup, Asep Sunandar identik dengan tokoh Cepot alias Astrajingga. Malahan, berkat Asep Sunandar, Cepot begitu dikenal sebagai ikon wayang golek. Karakter Cepot sendiri tergolong ‘luar biasa’. Putra tertua Semar ini (dalam versi Sunda) jenaka dan suka membanyol. Meskipun demikian, Cepot kerap digunakan oleh Asep Sunandar untuk menyampaikan petuah, nasehat, dan kritik.

Dalam halaman khususnya untuk Asep Sunandar, Google menuliskan bahwa “boneka wayang golek terbuat dari kayu, dan dikendalikan melalui batang yang terhubung ke tangan dan kepala boneka tersebut. Dalang wayang goleklah yang bertanggungjawab untuk seluruh pagelaran. Ialah yang memutuskan kisah yang bakal ditampilkan, juga mengelola semua gerakan dan suara boneka kayu tersebut.”

Asep Sunandar memang sudah meninggal pada 31 Maret 2014 karena serangan jantung. Namun, karya-karyanya akan tetap abadi dikenang dunia. Aseplah yang membuat wayang golek dikenal di mancanegara. Atas jasa-jasanya memperkenalkan wayang golek inilah, Asep mendapatkan Satya Lencana Kebudayaan dari Presiden Soeharto pada 1995.
Selamat ulang tahun, Asep Sunandar!


Sumber : Sidomi

4 komentar: