Namun, perkembangan kehidupan di dunia ini terkadang ada saja hal yang keluar dari kodrat kelahiran. Salah satunya adalah orang-orang yang memakai pakaian tidak sesuai dengan jenis kelamin mereka. Hal itu rupanya sudah terjadi semenjak masa lalu.
Bahkan yang lebih ekstrem lagi adalah mereka yang menjadi transgender. Dengan berbagai konsekuensi, mereka memilih hal tersebut. Berikut 10 tokoh sejarah dengan penampilan menyimpang yang bukanlah jenis kelamin asli mereka.
1.
Mary Read
Meskipun kehidupan bajak laut keras, namun rupanya ada wanita yang bisa hidup sebagai bajak laut. Mary Read (yang secara anatomis adalah wanita) selalu diperlakukan seperti laki-laki semenjak kecil. Bahkan Read berpakaian seperti pria sepanjang hidupnya sampai dia menikah dan saat suaminya meninggal, Read kembali berbaju pria. Bisakah kamu membayangkan menjadi wanita sendiri di antara para pria kasar?
2.
Deborah Sampson
Selama Perang Kemerdekaan Amerika, seorang prajurit bernama Robert Shurtliff Sampson mengalami sakit sehingga dipanggil seorang dokter, namun dokter terkejut karena menyadari bahwa Sampson sebenarnya wanita. Terlahir dengan nama Deborah Sampson, dirinya memakai identitas sang kakak untuk menjadi tentara. Terdengar mirip dengan kisah MULAN?
3.
Joan of Arc
Joan of Arc adalah seorang pemuka agama Katolik dan seorang pahlawan Perancis dari jaman perang. Joan dikenal lantaran prediksi kemenangan Perancis sehingga membuatnya bertemu dengan King Charles VII. Joan memilih memakai pakaian pria lantaran menghindari perkosaan yang pada jaman itu kerap terjadi. Namun malangnya, akibat hal itu Joan dihukum mati dengan dibakar di tiang.
4.
Hatshepsut
Di masa kuno, maskulinitas dipandang sebagai kualitas seorang pemimpin sehingga banyak orang lebih percaya para pria pantas memimpin daripada wanita. Hal itu terjadi pada Hatshepsut, putri dari Pharaoh. Sebagai pemimpin, Hatshepsut 'dipaksa' berpenampilan layaknya pria termasuk baju, namun saat dia ada dalam kehidupannya sehari-hari, Hatshepsut bebas menjadi perempuan.
5.
George Sand
George Sand adalah nama samaran untuk penulis Perancis bernama Amantine Dupin. Tak hanya memilih nama pria, Dupin juga berbaju layaknya kaum adam sampai melakukan skandal. Namun keputusannya itu membuat karir Dupin hancur lantaran dia merokok di depan umum. Dupin beralasan bahwa pakaian pria tampak lebih nyaman daripada wanita. Hmm, bagaimana menurutmu?
6.
Hannah Snell
Kisah perempuan berpakaian ala pria dan ikut perang mungkin sudah dijabarkan, namun terkadang berakhir buruk. Hal itu berbeda dengan Hannah Snell. Snell yang mengakui dirinya adalah perempuan setelah dirinya sukses memenangkan perang di India. Sehingga saat dirinya kembali ke Inggris, Snell justru sukses merilis sebuah novel mengenai perjalanan perangnya.
7.
Edward Hyde
Edward Hyde adalah seorang Gubernur Inggris di New Jersey dan New York dari tahun 1701-1708. Namun kebiasaan Hyde membuatnya dipandang jijik. Bagaimana tidak, Hyde seringkali muncul di jalan dalam kondisi mabuk dengan baju istrinya. Atau Hyde muncul dalam sebuah pesta dengan gaun. Hal itu membuat Hyde dicopot dari jabatannya, hidup miskin, dan meninggal.
8.
Catalina de Erauso
Catalina de Erauso adalah perempuan Spanyol dari abad ke-17 yang dikenal dengan nama The Nun Ensign untuk kampanye sebagai seorang prajurit. Erauso menyebutkan dirinya memakai baju pria dan bertempur dengan tentara Spanyol di Chili dan Peru. Lantaran kebiasaan dan kebangaannya sebagai pria, Erauso memutuskan hidup di Amerika Selatan sebagai Antonio de Erauso.
9.
Ladies of Llangollen
Lady Eleanor Butler dan Sarah Ponsoby 'The Hon' adalah dua dari selebritis eksentrik di era Georgia. Terlahir di Dublin, Jerman pada abad ke-19, mereka berdua menjadi rekan kerja. Pada tahun 1778, Eleanor dan Sarah kabur dari keluarga dan membuang identitas mereka sebagai perempuan dengan berpakaian ala pria termasuk memotong rambut seperti pria. Mereka berdua meninggal dalam jarak 2 tahun setelah menghabiskan 50 tahun hidup bersama.
10.
Chevalier d’Eon
Chevalier d'Eon menghabiskan 50 tahun kehidupannya sebagai seorang pria bernama Charles, sampai dia memutuskan menjadi perempuan bernama Charlotte. d'Eon memulai hidup sebagai perempuan setelah dia dilarang kembali ke Perancis. Bahkan d'Eon sampai mengganti identitas sebagai Mademoiselle d'Eon demi mendapat uang pensiun sebagai wanita. Namun saat d'Eon meninggal, dokter menegaskan bahwa secara anatomis dia pria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar