Mungkin aksi ini terbilang paling aman dan damai namun juga beresiko terhadap para perempuan untuk mengalami kekerasan domestik (dalam rumah tangga). Aksi mogok seks, atau lebih jelasnya menolak untuk melakukan hubungan seksual dengan suami ataupun pacar, membuktikan bahwa perempuan memiliki sikap dan keinginan untuk memiliki, merasakan kenyamanan dan keamanan di dalam lingkungan bernegaranya. Telah lama para perempuan melakukan aksi protes massa menentang ketidak-adilan, namun untuk aksi yang satu ini masih jarang dilakukan. Berikut 8 aksi mogok seks perempuan:
1. Togo – 2012
Para perempuan dari partai oposisi di Togo melakukan sebuah aksi yang mereka sebut sebagai “mogok seks satu minggu.” Aksi tersebut mereka lakukan sebagai bentuk protes terhadap Faure Gnassingbe agar mengundurkan diri. Seperti yang telah diketahui oleh masyarakat dunia, bahwa keluarga Gnassingbe telah berkuasa di Togo selama lebih dari 40 tahun, sehingga membuat partai oposisi banyak melakukan perlawanan. Dan satu-satunya cara melakukan aksi perlawanan tanpa kekerasan adalah dengan mogok seks, setidaknya itu yang ada di benak para isteri dan kekasih di Togo.
2. Liberia – 2003
Selama perang sipil yang terjadi di awal tahun 2000′an, sekelompok aktivis perempuan di Liberia mengajak para kaum perempuan untuk melakukan aksi massa secara damai. Aksi protes tanpa kekerasan tersebut dilakukan oleh perempuan dari berbagai agama dengan cara berdoa dan bernyanyi, meski demikian aksi mogok seks pun menjadi bagian dari protes massal tersebut. Aksi tersebut dilakukan agar para lelaki menghentikan aksi kekerasan dan peperangan di antara warga Liberia. Dan kaum perempuan Liberia itu berhasil, mereka bahkan mampu meyakinkan presiden Liberia untuk melakukan gencatan senjata dengan pihak Ghana, yang akhir menghentikan perang saudara di Afrika. Salah satu aktivis perempuan Liberia, Leymah Gbowee bahkan meraih penghargaan Nobel Perdamaian atas usaha yang telah dilakukannya. Tidak hanya itu saja, sebuah film dokumenter mengenai perempuan Liberia,”Pray the Devil Back to Hell,” mendapatkan penghargaan di bidang perfilman.
3. Kolombia – 1997
Sementara di Kolombia, pada 1997 bukan kaum perempuan yang memiliki ide untuk melakukan aksi mogok seks melainkan seorang pria. Seorang jenderal militer Kolombia, Manuel Bonnet mengajak para perempuan dan isteri para kartel, anggota geng dan pemberontak untuk tidak melakukan bahkan menolak untuk berhubungan intim hingga perang dan kekerasan antar geng di Kolombia berhenti.
4. Kolombia – 2006
Masih di Kolombia namun terjadi hampir satu dekade kemudian. Tepatnya pada 2006, saat itu para kaum perempuan di Kota Pereira melakukan aksi mogok berhubungan seksual. Aksi tersebut dilakukan agar tingkat kekerasan dan konflik antar geng di Kolombia berakhir. Dikabarkan bahwa pada 2006 telah terjadi hampir 500 pembunuhan di wilayah perkotaan di Kolombia. Dan aksi mogok seks tersebut berhasil menekan angka kekerasan dan kejahatan hingga 26%.
5. Kolombia - 2011
Para perempuan di Barbacos, Kolombia, melancarkan aksi mogok seks untuk menuntut perbaikan jalan di daerah tersebut. Aksi ini berjalan selama 3 bulan 19 hari sejak 22 Juni 2011. Demikian diberitakan Huffington Post 12 Oktober 2011.
Mereka meminta pemerintah membangun dan mengaspal jalan sepanjang 57 km yang menghubungkan kota mereka dengan ibukota provinsi, Pasto.
Aksi mogok tersebut berakhir setelah para pejabat kota berjanji mengerjakan proyek itu.
5. Kolombia - 2011
Para perempuan di Barbacos, Kolombia, melancarkan aksi mogok seks untuk menuntut perbaikan jalan di daerah tersebut. Aksi ini berjalan selama 3 bulan 19 hari sejak 22 Juni 2011. Demikian diberitakan Huffington Post 12 Oktober 2011.
Mereka meminta pemerintah membangun dan mengaspal jalan sepanjang 57 km yang menghubungkan kota mereka dengan ibukota provinsi, Pasto.
Aksi mogok tersebut berakhir setelah para pejabat kota berjanji mengerjakan proyek itu.
6. Kenya – 2009
Aksi mogok seks pun dilakukan di belahan benua Afrika lainnya, di Kenya aksi tersebut dilakukan pada 2009. Ribuan perempuan di Kenya melakukan aksi mogong berhubungan intim selama satu minggu, aksi tersebut merupakan protes terhadap konflik antara presiden dengan perdana menteri yang menyebabkan terjadinya aksi kekerasan di antara kelompok masyarakat. Bahkan para aktivis perempuan mengajak kedua isteri dari pejabat negera itu untuk melakukan hal yang sama.
7. Filipina – 2011
Sementara di regional Asia aksi mogok seks ini dilakukan oleh para perempuan di Pulau Mindanao, Filipina pada 2011 lalu. Mereka terpaksa melakukan aksi tersebut karena para lelaki di dua desa yang bertetangga tersebut terlibat konflik. Berawal dari konflik yang dilakukan oleh para lelaki di dua desa, sehingga para perempuan terutama kaum ibu tidak bisa melakukan aktifitas sehari-harinya dengan tenang, terlebih mereka tidak bisa memperoleh pendapatan dari aktifitas dagang dan tukar-barang. Untuk itulah perempuan di dua desa tersebut melakukan aksi mogok berhubungan seksual dengan suaminya hingga konflik selesai. Para suami yang khawatir ‘pendapatan’ di ranjangnya berkurang, akhirnya menghentikan aksi dan mengakhiri konfik di antara dua desa.
8. Belgia - 2011
Seorang anggota senat Belgia menyerukan aksi mogok seks untuk menuntut pembentukan pemerintah baru. Gagasan ini disampaikan setelah perundingan untuk pembentukan pemerintahan sudah berlangsung selama 7,5 bulan. Demikian diberitakan oleh Radio Netherland pada 7 Februari 2011.
Seruan ini disampaikan Senator Marleen Temmerman kepada para perwakilan partai-partai yang tengah melakukan perundingan. Anggota parlemen dari Partai Sosial Demokratis itu ingin mengikuti langkah para perempuan di Kenya pada tahun 2009.
"Saya menyerukan kepada pasangan dari semua negosiator untuk tidak memberi layanan seks hingga kesepakatan tercapai," ujar Marleen.
8. Belgia - 2011
Seorang anggota senat Belgia menyerukan aksi mogok seks untuk menuntut pembentukan pemerintah baru. Gagasan ini disampaikan setelah perundingan untuk pembentukan pemerintahan sudah berlangsung selama 7,5 bulan. Demikian diberitakan oleh Radio Netherland pada 7 Februari 2011.
Seruan ini disampaikan Senator Marleen Temmerman kepada para perwakilan partai-partai yang tengah melakukan perundingan. Anggota parlemen dari Partai Sosial Demokratis itu ingin mengikuti langkah para perempuan di Kenya pada tahun 2009.
"Saya menyerukan kepada pasangan dari semua negosiator untuk tidak memberi layanan seks hingga kesepakatan tercapai," ujar Marleen.
Agen Judi Bola Casino
BalasHapusBandar Bola Terpercaya
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Berita Bola Juventus
Berita Sepakbola
Berita Terbaru
Berita Terkini
Berita Terupdate