Rabu, 29 Agustus 2012

10 Kelainan Tidur yang Dialami Manusia

Tidur merupakan sebuah kondisi ketika tubuh dan jiwa berhenti beberapa jam setiap malam, saat itu semua sistem syaraf berhenti beraktifitas, mata tertutup, dan semua otot berada dalam keadan relaks dan kesadaran pun terhenti sejenak (oxforddictionaries.com). Setiap manusia membutuhkan tidur baik sebagai sebuah istirahat panjang ataupun sesaat. Namun terkadang dialami dan dilakukan secara berlebihan atau bahkan sangat kurang. Berikut adalah 10 kelainan tidur yang dialami oleh manusia:

1. Bruxisme (Mengertakan Gigi)
Bruksisme lebih dikenal dengan sebuah kebiasaan mengertakan gigi ketika seseorang dalam keadaan tertidur, dalam keadaan tersebut seseorang akan seperti dalam mengunyah ataupun menggiling sesuatu di dalam mulutnya. Banyak yang mengatakan bahwa ini diakibatkan oleh adanya tekanan (stres), amarah terpendam, ataupun seseuatu yang lebih sederhana lagi yakni posisi gigi yang tidak sejajar sehingga ketika rahang bergerak akan mengeluarkan suara kertakan. Ini juga dikatakan sebagai kelainan aktivitas rahang, hancurnya gigi, sakit kepala, dan lainnya.

2. Apnea
Apnea dalam keadaan tertidur merupakan sebuah kondisi yang serius, ditandai dengan terhenti dan mulai bernapas kembali selama dalam kondisi tubuh tertidur. Dikatakan sebagai sebuah kondisi yang mengacu pada gejala terjadinya sebuah serangan stroke. Beberapa dokter mengatakan bahwa ketika suara dengkuran terdengar keras ataupun terbangun dan merasakan lelah setelah tertidur semalaman merupakan sebuah tanda adanya gangguan tidur apnea. Ada dua jenis kelainan apne ini: pertama apnea obstruktif (terhalangnya pernafasan), terjadi ketika otot tenggorokan dalam keadaan relaks dan kemudian jalur pernafasan tertutup secara tiba-tiba. Kedua, gangguan tidur apnea tengah, terjadi ketika otak gagal memerintahkan otot-otot yang diperlukan untuk kegiatan bernafas. Kelainan tidur apnea juga dapat diakibatkan oleh ekses dari berat badan, tekanan darah tinggi, merokok, ataupun catatan kesehatan lainnya.

3. Somnabulisme (Tidur Berjalan)
Kelainan tidur somnabulisme dikenal juga dengan tidur berjalan, dianggap sebuah kelainan yang cukup membahayakan dan menyakiti orang yang menderitanya. Bagaimanapun juga, merupakan sebuah kasus kelainan yang serius, para penderita tidur berjalan ini biasanya melakukan aktifitas sehari-hari dalam keadaan tidurnya, sehingga bias saja ia melakukan sebuah kegiatan masuk ke mobil dan mengendarainya. Dikatakan bahwa 15% tidur berjalan ini dialami oleh anak-anak berusia 8-12 tahun. Kebanyakan orang yang menderitanya, tidak mengingat apa yang telah dilakukannya dalam keadaan tertidur, namun akan terbangun dengan mata berkaca-kaca dan bingung (kikuk). Tidur berjalan dapat diakibatkan oleh suatu masalah yang tidak diketahui oleh penderitanya, seperti kelainan tidur apnea, PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), arrhythmias (kondisi ketika jantung berdegap tidak teratur), dan semua penyebab ini tidak berusaha diobati oleh si penderita (somnabulis).

4. Narkolepsi
Ketika kita semua merasakan kelelahan setelah beraktifitas seharian, namun bagi para penderita narkolepsi umumnya merasa lelah dalam sehari-harinya dan akan lebih sering mengalami kondisi tertidur secara tiba-tiba. Kelainan tidur narkolepsi merupakan hal yangs serius, namun masih belum ditemukan penyembuhnya. Satu dari 2.000 orang dikatakan sebagai penderita narkolepsi. Beberapa penanganan telah dilakukan untuk para penderita narkolepsi ini, namun tidak ada yang secara keseluruhan menyembuhkan dan menghilangkan kondisi ini. Beberapa dokter mengatakan hal ini disebabkan oleh zat kimia yang ada di dalam otak, hipokretin, memiliki andil besar dalam kelainan narkolepsi ini. Umumnya merupakan sel otak yang rusak, yang menyebabkan gangguan pola tidur, sebagaimana diketahui juga hipokretin menyebabkan REM (gerakan mata) seperti dalam kondisi terjaga. Meski demikian tiada seorang pun yang mengetahui penyebab kerusakan dan bagaimana sel itu bias rusak.

5. Restless Legs Syndrome (RLS)
Restless Legs Syndrome merupakan dorongan kuat dan mendesak untuk menggerakan kedua kaki.  Merupakan sebuah keinginan yang susah untuk ditahan, dan akan menyebabkan kondisi kaki yang tidak nyaman. Beberapa mengatakan bahwa hal ini merupakan sebuah sensasi seperti ditusuk-tusuk, sebagian lagi mengatakan seperti dikelikitik. Dalam kasus lain, bias pula merupakan sensasi yang menyakitkan, yang membuat seseorang sulit untuk terduduk atau merebahkan tubuhnya ketika terjadi RLS.Dikatakan bahwa penyebab RLS ini diakibatkan pola tidur yang buruk di malam hari dan mudah terbangun dini hari, disebabkan oleh terganggunya pola tidur normal. Dikatakan pula hal ini terjadi pada orang-rang Amerika dan Eropa Utara, mulai 5 hingga 10 %.

6. Hipersomnia
Hipersomnia merupakan sebuah kelainan tidur yang jarang diderita, dikatan ini terjadi pada 200 orang di dunia hingga saat ini. Kelainan ini merupakan kondisi tidur yang durasinya sangat lama, bahkan hingga 18 jam setiap harinya, lebih ekstrim lagi sehari hingga berminggu-minggu. Dikatakan pula bahwa terjadi 10 kali serangan terhadap penderitanya dalam setiap tahunnya. Sebelum seseorang didera oleh  hipersomnia, ia biasanya seperti sedang menderita gejala flu, dan sakit kepala yang berkepanjangan. Serangan ini juga akan menyebabkan berat badan bertambah dan keringat berlebihan. Sindrom Kleine-Levin merupakan sebuah hipersomnia yang ditandai oleh perilaku aneh selama serangan, makan berlebihan, banyak gerak, bingung, berhalusinasi, dan hiperseksualitas. Bahkan ada yang mengatakan bahwa hipersomnia ini disebabkan oleh hormone yang tidak seimbang.

7. REM-Sleep Behavior Disorder (RBD)
REM-Sleep Behavior Disorder (RBD), REM-kelainan perilaku saat tidur, merupakan sebuah kalainan tidur yang dikategorikan sebagai parasomnia. Parasomnia terjadi ketika sebuah peristiwa yang tidak diinginkan terjadi dalam keadaan tertidur. Kelainan ini dikatakan dapat menyebabkan si penderitanya bertingkah laku seperti respon yang dilakukannya di dalam mimpi saat tertidur. RBD biasanya disertai dengan tidur berjalan, terror tidur, sebagaimana melantur.  Kebanyakan mimpi yang dialami dipenuhi oleh adegan aksi/aktif dan terkadang kekerasan. RBD ditandai dengan sumpah serapah, teriakan, pukulan, tendangan, dan melakukan apa yang dilakukan orang saat berkelahi. Jika tidak ditangani, RBD akan lebih buruk dan menyakiti. Kelainan ini banyak dialami oleh kaum lelaki terutama yang menderita multi gangguan syaraf atrofi atau Parkinson.

8. Sindrom Kepala Meledak (Exploding Head Syndrome)
Sindrom ini salah satu dari beberapa kelainan tidur manusia, yang menyebabkan seseorang akan mendengar suara ledakan keras beberapa saat sebelum jatuh tidur. Walaupun seperti hanya terjadi di dalam sebuah film, kelainan ini adalah seseuatu yang nyata dan sering terjadi ketika berjalan di pertengahan malam hari. Beberapa pantulan suara yang disebabkan oleh ledakan bom atau suara bantingan yang sangat keras. Suara ini menyebabkan penderitaan hebat seringkalai mengganggu tidur. Tidak banyak kasus sindrom ini dilaporkan, namun seorang pasien beurumr 10 tahu didagnosa mengalami sindrom ini.

9. Kelumpuhan Tidur (Sleep paralysis)
Kelumpuhan Saat Tidur (Sleep Paralysis), ini ditandai dengan ketidak-mampuan tubuh untuk bergerak ketika dalam keadaan tertidur ataupun ketika terbangun dari tidur.ketika dalam keadaan tertidur, tubuh akan mengalami sebuah peristiwa yang disebut atonia, yaitu keadaan tubuh yang tenang dan kaku. Bagaimanapun, dalam kelumpuhan tidur, atonia terjadi ketika terjaga ataupun jatuh tertidur, bahkan selama dalam keadaan tertidur. Dalam beberapa kasus seseorang tak dapat bergerak ataupun  berbicara.  Kelumpuhan tidur ini dapat terjadi beberapa menit, namun biasanya sembuh dengan sendirinya. Beberapa orang percaya bahwa kelainan ini merupakan hal yang lumrah, dikatakan  bahwa lebih dari 40% manusia pernah mengalaminya.

10. Sindrom Terjaga (24 jam tanpa tidur)
Sebuah sindrom yang jarang bisa diobati secara baik oleh para dokter, yakni terjaga 24 jam. Sebagai manusia kita memiliki ritme sirkadian yang disebut memiliki hubungan dengan adanya kelainan 24 jam terjaga, setiap harinya. Tentu saja ritme ini berbeda, namun biasanya setiap orang memiliki ritme sirkadian dalam 24-25 jamnya. Bagi para pednerita sindrom terjaga, mereka tidak meiliki ritme yang stabil, “jam tubuh.” Bahkan seringkali ritmenya tertunda dan dimulai setelah 26 jam kemudian atau lebih. Beberapa bahkan dimulai pada 72 jam kemudian sebagai ritme tubuh kesehariannya. Mereka yang terjaga selama 72 jam akan tertidur selama 48 jam, mereka yang terjaga selama 26 jam akan tertidur selama 16 jam.  Umumnya orang yang menderita sindrom ini tidurnya lebih lama dua jam dibandingkan mereka yang normal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar