Minggu, 30 Desember 2012
Malam Tahun Baru 2012 di Logo Google
Logo Google hari ini tanggal 31 Desember 2012 bertemakan Malam Tahun Baru 2012, namun sepertinya penulisan tahun tersebut merupakan kesalahan teknis. Tahun baru 2013 datang, dan harapan baru layak terkembang. Mimpi-mimpi yang sempat tertunda tahun lalu, kini saatnya terwujudkan. Dan apakah yang lebih utama bagi negeri kita Indonesia ini, selain bergerak ke arah yang lebih baik dari tahun ke tahun?
Tahun Baru 2013, Mimpi Generasi Muda Indonesia
Tahun 2013 adalah tahun paling krusial bagi negeri ini dari segi politik. Tinggal setahun lagi kita menjalani hajat besar Pemilu 2014. Di antara kebosanan rakyat pada elite politik yang gemar korupsi dan hobi memuaskan diri sendiri, ada secercah harapan ketika Jokowi dan Ahok sukses memenangi Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu. Ternyata, golongan muda mampu berbicara banyak di dunia yang telah dianggap terlalu kotor oleh berbagai kalangan. Dan inilah yang mungkin bisa menjadi titik kunci perubahan Indonesia ke arah yang diharapkan: pemerintahan yang bersih, tidak ribet, dan benar-benar pro rakyat.
Tahun depan, bukan tidak mungkin nama-nama golongan muda semakin banyak bermunculan; menjadi alternatif generasi tua, menjadi penyegar, dan membuka harapan baru. Namun, tahun depan pula kita mesti bersiap untuk semakin ‘muak’ atau malah bergembira dengan tayangan dan iklan di sejumlah televisi yang telah mengusung kepentingan partai politik tertentu.
Tahun baru 2013 juga bisa menjadi tonggak kebangkitan sepakbola nasional. Sejatinya, jika tidak ada kisruh antara PSSI-KPSI, entah berapa banyak keuntungan yang didapatkan publik sepakbola. Ketika animo masyarakat terhadap si kulit bundar semakin menggila, klub-klub liga elite Eropa juga terlihat antusias datang ke negeri tercinta.
Bahkan dalam kondisi kurang menguntungkan saja, AS Roma dan Hamburger SV dikabarkan siap datang. Alangkah apiknya jika ‘sinetron konflik sepakbola nasional’ segera diakhiri dan pihak-pihak yang hanya mementingkan kepentingan pribadi, bukan sepakbola nasional, mau berhenti merecoki keadaan.
Tahun baru 2013 juga dapat membuka harapan lebih indah di dunia hiburan. Sepanjang dua tahun terakhir, kita diharu-biru oleh demam K-Pop sehingga banyak musisi Indonesia yang meniru begitu saja. Sementara, kini sangat sedikit artis cilik yang benar-benar menyanyikan lagu anak-anak. Hingga kebanyakan generasi kecil ‘terpaksa’ berdendang lirik yang kurang sesuai dengan usia mereka. Layakkah kita berharap, agar dunia musik yang disorot media tahun ini, lebih variatif lagi; dan membiarkan anak-anak bernyanyi sesuai dengan usia mereka?
Tahun baru 2013 juga bisa menjadi pembuktian lagi bahwa rakyat bisa bersuara; dan suara mereka didengar, bahkan mampu menekan para petinggi negara. Inilah berkah paling utama di era keterbukaan, ketika rakyat benar-benar bisa turut serta dalam membangun bangsa ini. Namun, jangan sampai sikap kritis kita terhadap negara, dimanfaatkan oleh sebagian kalangan untuk mengarahkan rakyat pada sebuah kebenaran palsu, atau membela hal yang keliru.
Tahun depan akan menunjukkan, seberapa cerdas bangsa ini dalam bergerak menuju Indonesia yang cerah; Indonesia yang hidup dalam keberagaman, tapi sejatinya bersatu. Indonesia yang lepas dari kepentingan golongan, dan menjadikan rakyat sebagai tuan rumah di negeri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar