Narmer
Narmer adalah seorang anzink Mesir yang memerintah pada abad ke-31 SM. Ia dipercaya merupakan penerus dari Raja Scorpion dan/atau Ka. Dia juga dianggap sebagai pendiri dinasti pertama sekaligus sebagai raja yang pertama kali memerintah seluruh Mesir. Ada sebuah pendapat bahwa Scorpion dan Narmer adalah orang yang sama, tetapi tidak ada hasil identifikasi mengenai hal itu yang dapat dibuktikan.
Beberapa ahli sejarah Mesir percaya bahwa Menes dan Narmer adalah orang yang sama; beberapa juga percaya bahwa Menes adalah orang yang sama dengan Hor-Ara dan ia mewarisi Mesir yang telah dipersatukan oleh Narmer; Ada juga yang berpendapat bahwa Narmer-lah yang memulai proses penyatuan tetapi tidak berhasil atau belum terselesaikan, dan dilanjutkan oleh Menes.
Hor-Aha
Hor-Aha diperkirakan merupakan raja kedua dari dinasti pertama Mesir. Dia hidup selama abad ke-31 SM.
Pada abad ke-32 SM, ayahnya yang bernama Narmer telah menyatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Hor-Aha (yang ketika lahir bernama Ity, Hor-Aha adalah gelarnya: 'Horus di antara ilalang') menjadi seorang raja pada usia 30 tahun dan memerintah sampai usia 62 tahun. Menurut legenda, ia dibawa oleh seekor kuda nil, penjelmaan dewa Seth. Cerita lain mengatakan bahwa Hor-Aha terbunuh oleh seekor kuda nil ketika berburu, yang menunjukkan bahwa Hor-Aha adalah 'Menes' yang legendaris.
Terdapat beberapa perdebatan mengenai Hor-Aha. Beberapa orang percaya bahwa ia adalah orang yang sama dengan Menes dan dia adalah orang yang telah menyatukan seluruh Mesir. Beberapa orang lainnya berpendapat bahwa ia adalah anak dari Narmer, raja yang telah menyatukan Mesir. Bukti-bukti sejarah dari periode tersebut menunjukkan bahwa Narmer adalah raja yang pertama kali menyatukan Mesir (lihat Pelat Narmer) dan Hor-Aha sebagai anaknya dan sekaligus pewaris tahtanya.
Djer
Djer adalah raja kedua atau ketiga dinasti pertama Mesir, pada tahun sekitar 3100 SM. Nama Horus Djer berarti "Horus yang menolong".
Daftar Raja Abydos menulis raja kedua dengan Teti, Kanon Turin menulis Iteti, sedangkan daftar Manetho menulis Athothis. Beberapa cendekiawan, memperdebatkan mana yang merupakan raja pertama, Menes atau Narmer, sedangkan Hor-Aha mungkin saja penguasa lain. Jika mereka merupakan penguasa yang berbeda, ini akan menyebabkan Djer sebagai raja ketiga dalam dinasti. Pergelangan tangan Djer atau istrinya yang dimumikan pernah ditemukan, namun kemudian hilang.
Khasekhemwy
Khasekhemwy (w. 2686 SM; kadang juga Khasekhemui) adalah raja kelima dan terakhir dari dinasti kedua Mesir. Sedikit yang diketahui tentang Khasekhemwy, selain dia memimpin beberapa kempanye militer penting dan membangun beberapa monumen yang masih ada yang menyebutkan perang terhadap orang-orang dari utara. Namanya berarti "Dua Yang Kuat itu Muncul."
Penguasa Kerajaan Lama
Djoser
Netjerikhet atau Djoser (Daftar Raja Turin "Dsr-it"; Manetho "Tosarthros") adalah raja Mesir yang sangat terkenal pada dinasti ketiga Mesir. Dia mengangkat pegawainya, Imhotep (sekitar 2650-2600 SM), untuk membangun yang pertama dari segala piramida, piramida bertingkat untuknya di Saqqara. Variasi namanya meliputi Zoser, Dzoser, Zozer, Dsr, Djeser, Djésèr, Horus-Netjerikhet, dan Horus-Netjerichet.
Meski demikian, terdapat kontroversi signifikan mengenai waktu berkuasanya Kerajaan Lama, Dinasti Ketiga secara kontroversial dicantumkan pada abad ke-27 SM, dengan pemerintahan Djoser kira-kira 2635 hingga 2610 SM.
Sneferu
Sneferu, juga disebut Snefru atau Snofru (dalam Yunani dikenal sebagai Soris), adalah pendiri dinasti keempat Mesir, berkuasa dari sekitar 2613 SM hingga 2589 SM. Dia membangun sedikitnya tiga piramida sebelum penggantinya membangun piramida Giza. Dia terkenal pada masa Mesir Kuno meskipun di zaman modern, piramidanya tidak dikunjungi banyak wisatawan sebagaimana piramida di Giza.
Khufu
Cheops atau Khufu, firaun kedua dari dinasti keempat adalah orang pertama yang membangun Piramida Agung Giza. Anak dari Firaun Sneferu dan Ratu Hetepheres berkuasa pada tahun 2551-2528 sebelum Masehi. Untuk membangun Cheops diperlukan 2.300.000 batu dengan berat rata rata perbatu adalah 2.5 ton. Dibangun dengan batu kapur dan granit, piramid ini memiliki tingi 147 meter.
Khafra
Khafra, anak dari Khufu memerintah dari tahun 2520-2494 SM. Dan dia bertanggung jawab untuk membangun piramida kedua di daerah Giza. Dengan tinggi 136 Meter, berkonstruksi batu kapur dan granit merah, Khafra dibangun bersamaan dengan Sphinx.
Menkaura
Menkaura, cucu Khufu, memerintah dari tahun 2490-2472 SM dan bertanggung jawab membangun piramida ketiga. Meskipun paling pendek, hanya 63 Meter, konstruksi bangunannya sama dengan kedua piramida lainnya ditambah penggunaan batu basalt untuk peti mayatnya.
Sahure
Sahure adalah raja kedua dinasti kelima Mesir kuno. Dia merupakan putra ratu Neferhetepes, seperti yang tampak dalam pemandangan dari jalan lintasan di kompleks piramida Sahure di Abusir.. Ayahnya kemungkinan adalah Userkaf. Pasangan Sahure adalah ratu Neferetnebty. Relief menunjukkan Sahure dan Neferetanebty dengan putra-putra mereka Ranefer dan Netjerirenre.. Dia digantikan oleh Neferirkare, raja pertama yang dikenal menggunakan beberapa nama. Verner berspekulasi bahwa Pangeran Ranefer menempati tahta sebagai Neferirkare dan Pengran Netjerirenre mungkin menempati tahta selanjutnya sebagai Shepseskare
Pepi
Pepi II (± 2284 SM – ± 2184 SM) adalah raja dari dinasti Keenam di Kerajaan Lama Mesir yang bergelar Neferkare yang berarti "Ka dari Re yang Bagus". Awalnya dipercayai bahwa ia adalah anak dari Pepi I dan ratu Ankhesenpepy II, tapi, berdasarkan penemuan prasasti pada batu kapur dari makam Ankhesenpepy, diduga bahwa sebenarnya Pepi II adalah anak dari Merenre yang menikahi Ankhesenpepy setelah kematian Pepi I. Ia menjadi raja pada umur enam tahun, sewaktu kematian ayahnya, dan dipercayai menduduki tahta selama 94 tahun (± 2278 SM – ± 2184 SM), masa pemerintahan terpanjang pada monarki manapun sepanjang sejarah, walaupun perhitungan ini masih menjadi perdebatan di kalangan egyptologis. Masa pemerintahannya ditandai dengan menurunnya Kerajaan Tua. Menguatnya kekuasaan gubernur provinsi (nomarch) telah menggerusi kekuasaan raja. Dengan tidak adanya kekuatan dominan sentral, bangsawan lokal mulai menyerang satu sama lainnya.
Penguasa Kerajaan Pertengahan
Mentuhotep II
Nebhepetre Mentuhotep II (2046 SM – 1995 SM) adalah raja Mesir dari dinasti ke-11, putra Intef III dari Mesir dan ratu kecil yang dijuluki Iah. Istrinya merupakan Tem 'ibu sang raja'. Istri lainnya adalah Neferu (saudaranya) dan lima wanita yang dimakamkan di kompleks pemakamannya. Satu-satunya putranya yang diketahui adalah Mentuhotep III.
Raja mengganti namanya beberapa kali selama berkuasa, yang mungkin mencerminkan peristiwa-peristiwa politik yang penting. Nama singgasananya adalah Nebhepetre, dan dia merupakan penguasa pertama Kerajaan Pertengahan Mesir. Daftar Raja Turin mengkreditkan dia dengan kekuasaan selama 51 tahun.
Pada tahun ke-14 kekuasaannya, sebuah pemberontakan terjadi yang kemungkinan berhubungan dengan konflik antara Mentuhotep II yang berkedudukan di Thebes dan dinasti ke-10 saingannya yang berkedudukan di Herakleopolis Magna. Hanya sedikit yang diketahui tentang peristiwa ini.
Selama kekuasaannya, Mentuhotep mampu menyatukan kembali Mesir kuno untuk pertama kalinya sejak dinasti ke-6. Sementara waktu pasti peristiwa penyatuan ini belum diketahui.
Mentuhotep II memimpin kampanye militer ke Nubia, yang memperoleh kemerdekaannya selama periode menengah pertama. Juga, terdapat bukti tindakan militer terhadap Palestina. Raja mengatur kembali negri dan menempatkan wazir sebagai kepala administrasi. Para wazir selama kekuasaannya adalah Bebi dan Dagi, bendaharawannya adalah Khety yang terlibat dalam mengatur festival sed untuk sang raja.
Mentuhotep II dimakamkan dalam pusara besar yang dia bangun di Deir el-Bahri. Mentuhotep II membangun kuil-kuil dan kapel di beberapa tempat di Mesir Hulu.
Mentuhotep II menyatakan dirinya sebagai setengah dewa, setengah abadi. Tradisi ini berlanjut dibawah penerusnya.
Amenemhat I
Amenemhat I, juga disebut Amenemhet I, adalah penguasa pertama dinasti kedua belas Mesir (dinasti yang dianggap sebagai awal periode Kerajaan Pertengahan Mesir). Ia berkuasa dari tahun 1991 SM hingga 1962 SM. Amenemhat I adalah wazir pendahulunya, Mentuhotep IV. Ia menjatuhkan Mentuhotep dari kekuasaannya.
Sebagai seorang firaun, Amenemhat I memindahkan ibukota dari Thebes ke Itjtawy.
Ia digantikan oleh putranya Senusret I.
Amenemhat III
Amenemhat III, juga dieja Amenemhet III, adalah firaun pada masa dinasti ke-12 Mesir Kuno. Ia berkuasa dari tahun 1860 SM hingga 1814 SM.
Ia membangun piramida pertamanya di Dahshur ("Piramida Hitam"), tetapi ada masalah konstruksi sehingga tidak dilanjutkan. Around Year 15 of his reign the king decided to build a new pyramid at Hawara. Piramida di Dahshur digunakan untuk tempat pemakaman beberapa perempuan kerajaan.
Penguasa Menengah kedua
Seqenenre Tao II
Seqenenre Tao II (juga disebut Sekenenra Taa) menguasai kerajaan lokal terakhir di Thebes, Mesir Kuno, pada masa dinasti ketujuh belas Mesir (Periode Menengah Kedua). Tangal kekuasaannya tidak pasti, tetapi kemungkinan ia mulai berkuasa pada tahun 1560 SM atau 1558 SM. Seqenenre Tao II adalah ayah dari dua firaun, yaitu Kamose, penggantinya yang merupakan firaun terakhir dinasti ketujuh belas, dan Ahmose I, yang merupakan firaun pertama dinasti kedelapan belas.
Seqenenre Tao II memulai perang pembebasan melawan Hyksos, yang diakhiri oleh putranya Ahmose
Kamose
Kamose adalah raja terakhir dinasti ketujuh belas Mesir Thebes. Ia adalah putra dari Seqenenre Tao II dan saudara kandung dari Ahmose I, pendiri dinasti kedelapan belas Mesir. Masa kekuasaannya jatuh pada akhir Periode Menengah Kedua. Kamose diperkirakan berkuasa selama tiga tahun, meskipun ahli-ahli lain kini menyatakan masa kekuasaannya bisa mencapai lima tahun.
Pada masa kekuasaannya, ia melanjutkan serangan terhadap Hyksos yang telah menguasai sebagian besar Mesir Kuno. Setelah Kamose mangkat, ibunya, sebagai wali, meneruskan perang. Pada akhirnya Ahmose-lah yang melancarkan serangan terakhir dan menyatukan seluruh Mesir.
Penguasa Kerajaan Baru
Ahmose I
Ahmose I (kadang-kadang ditulis Amosis I, "Amenes" dan "Aahmes" dan berarti Lahir dari Bulan) adalah firaun Mesir Kuno dan pendiri dinasti kedelapan belas Mesir. Ia adalah anggota keluarga kerajaan Thebes. Ayahnya, Seqenenre Tao II, dan saudaranya, Kamose, adalah firaun pada masa dinasti ketujuh belas Mesir. Pada masa kekuasaan ayahnya, Thebes mulai memberontak melawan Hyksos yang menguasai Mesir Hilir. Ketika Ahmose masih berusia tujuh tahun, ayahnya tewas. Selanjutnya, saat masih berumur sepuluh tahun, saudaranya Kamose meninggal setelah berkuasa selama tiga tahun. Maka Ahmose I menggantikan saudaranya sebagai firaun.
Pada masa kekuasaannya, ia menyelesaikan pengusiran Hyksos dari delta sungai Nil. Ahmose I merestorasi kekuasaan Thebes atas seluruh Mesir dan mempertegas kembali kekuatan Mesir di Nubia dan Kanaan. Ia lalu mereorganisir pemerintahan negara, membuka kembali tambang-tambang dan jalur perdagangan, dan juga melancarkan proyek pembangunan besar. Masa kekuasaannya menjadi pondasi bagi periode Kerajaan Baru, saat Mesir mencapai puncak kejayaannya.
Hatshepsut
Hatshepsut (kadang-kadang dieja Hatchepsut yang berarti Perempuan Bangsawan Paling Terkemuka) adalah firaun kelima dari Dinasti ke-18 di Mesir kuno. Para Egiptologis umumnya menganggapnya sebagai salah seorang firaun perempuan yang paling berhasil di Mesir, yang memerintah lebih lama daripada perempuan penguasa manapun dalam sebuah dinasti bumiputra.
Hatshepsut dipercayai pernah memerintah sebagai salah seorang penguasa dari sekitar 1479 hingga 1458 SM (Tahun 7 hingga 21 dari Thutmose III).Ia dianggap sebagai ratu penguasa yang paling awal dikenal dalam sejarah dan perempuan kedua yang diketahui naik takhta sebagai "Raja Mesir Hulu dan Hilir" setelah Ratu Sobekneferu dari Dinasti ke-12.
Pada 27 Juni 2007, sebuah mumi dalam makam KV60 di Lembah Para Raja diidentifikasikan sebagai Hatshepsut
Thutmosis III
Thutmosis III (kadang dibaca Tuthmosis III atau Thutmose III yang berarti Putra Thoth) adalah Firaun keenam dari Dinasti ke-18. Selama dua puluh dua tahun pertama pemerintahan Thutmosis, ia memerintah bersama dengan ibu tirinya, Hatshepsut, yang menjabat sebagai firaun. Berdasarkan peninggalan monumennya, nama Hatshepsut disebut lebih awal, keduanya menyandang gelar kerajaan dan lambang yang sama tanpa menunjukkan salah satu memiliki kedudukan lebih tinggi dari yang lain.Ia menjadi panglima tertinggi balatentara Mesir.
Setelah kematian Hatshepsut, Thutmosis III membangun kemaharajaan terbesar yang pernah ada dalam sejarah Mesir Kuno; tak kurang dari 17 ekspedisi militer dilancarkan dan Mesir berhasil menaklukkan, dari batas paling utara di kerajaan Niya di Suriah utara, hingga jeram keempat sungai Nil Nubia di selatan. Secara resmi Thutmose III memimpin Mesir selama limapuluh empat tahun, dalam kurun 24 April 1479 SM hingga 11 Maret 1425 SM; (1504 SM sampai 1450 SM berdasarkan kronologi tinggi) akan tetapi, ini mencakup kurun waktu 22 tahun pemerintahannya bersama Hatshepsut—ibu tiri sekaligus bibinya. Pada dua tahun terakhir pemerintahannya, ia menunjuk putra dan pewarisnya -Amenhotep II, sebagai pemerintah bersama yunior. Ketika Thutmose III wafat, ia dimakamkan di Lembah Para Raja bersama raja-raja Mesir yang berasal dari periode ini.
Akhenaten
Akhenaten, dikenal sebagai Amenhotep IV pada awal masa pemerintahannya, adalah firaun dinasti ke-18 Mesir, terutama dikenal karena mengubah sistem agama Mesir menjadi monoteistis dengan menyembah dewa Aten. Ia adalah anak Amenhotep III dengan istrinya Tiye dan bukan anak laki-laki tertua ayahnya. Ia mulanya tidak direncanakan menjadi raja sampai kakak laki-lakinya Tuthmose meninggal.
Amenhotep IV menjadi raja setelah ayahnya Amenhotep III wafat setelah memerintah 38 tahun. Istri utama Akhenaten adalah Nefertiti, yang sekarang terkenal karena patungnya di Altes Museum Berlin.
Tutankhamun
Nebkheperure Tutankhamun (kadang dieja dengan Tuten-, -amen, -amon) adalah Firaun dari Dinasti Kedelapanbelas Mesir (memerintah 1333 SM - 1324 SM), pada masa yang disebut Kerajaan Baru Mesir. Nama aslinya, Tutankhaten, berarti "Jelmaan hidup Aten", sedangkan Tutankhamun berarti "Jelmaan hidup Amun". Pada tahun 1922, makamnya ditemukan oleh Howard Carter dan sejak itu Tutankhamun menjadi ikon populer dari peradaban Mesir Kuno.
Seti I
Menmaatre Seti I (juga disebut Sethos I) adalah firaun Mesir Kuno (dinsati ke-19), putra Ramses I dan Ratu Sitre, dan ayah dari Ramses II. Tanggal kekuasaannya yang sebenarnya belum jelas, dan berbagai sejarawan mengklaim tanggal yang berbeda, dengan 1294 hingga 1279 SM yang paling umum digunakan ahli saat ini. and 1290 BC to 1279 BC.
Ramses II
Ramses II (juga disebut Ramses yang Agung) adalah firaun Mesir ketiga yang berasal dari dinasti ke-19. Ia sering dianggap sebagai firaun terbesar dan terkuat di Mesir Kuno.
Sebagai firaun, Ramses II memimpin beberapa ekspedisi ke Israel, Lebanon dan Suriah. Ia juga memimpin ekspedisi ke Nubia.
Pada awal kekuasaannya, ia fokus dalam pembangunan kota, kuil dan monumen. Ramses II mendirikan kota Pi-Ramesses di Delta Sungai Nil sebagai ibukota barunya dan basis utama untuk kampanye militernya di Suriah.
Penguasa Menengah ketiga
Siamun
Neterkheperre atau Netjerkheperre-setepenamun Siamun adalah firaun keenam Mesir selama dinasti keduapuluh satu. Dia melakukan pembangunan secara ekstensif di Mesir Hilir untuk raja Periode Intermedian Ketiga dan dihormati sebagai salah satu penguasa terkuat dinasti ini setelah Psusennes I. Prenomen Siamun, Netjerkheperre-Setepenamun, berarti "Seperti Dewa merupakan Manifestasi Re, Pilihan Amun" sedangkan namanya berarti 'putra Amun
Shoshenq I
Hedjkheperre Setepenre Shoshenq I (Egyptian ššnq), (bertahta sekitar 943-925 SM), juga dikenal dengan nama Sheshonk atau Sheshonq I, adalah seorang raja Mesir Kuno dan pendiri Dinasti ke dua puluh Mesir. Shoshenq adalah anak dari Nimlot A, Pemimpin Tertinggi suku Meshwesh, dan Tentshepeh A. Shoshenq memiliki darah Libya dari ayahnya. Sebelum bertahta, Shoshenq menjadi pemimpin tertinggi Tentara Mesir, dan menjadi penasihat utama pendahulunya Psusennes II.
Piye
Piye adalah firaun pertama yang berasal dari pedalaman Afrika, Nubia (kini sebagian besar wilayahnya terletak di Sudan), yang menaklukkan Mesir Kuno pada tahun 730 SM. Jadilah dia menjadi penguasa dua negeri sekaligus, Nubia dan Mesir(Draper, 2008). Tulisan Robert Drawer sendiri, didasarkan atas penemuan Charles Bonet yang telah menemukan patung-patung kuno di Kerma, ibu kota Nubia, Sudan.
Tujuan penaklukan adalah untuk menyelamatkan dan menyatukan Mesir dari situasi politik yang terpecah belah oleh faksi-faksi yang bertikai saat itu. Di mana bagian utara Mesir saat itu diperintah oleh pemuka Libya yang berhasil meraih kepercayaan rakyat Mesir melalui jebakan tradisi firauniah. Tetapi begitu berhasil, secara perlahan tradisi tersebut justru dihilangkan. Piye telah berhasil mengembalikan adat istiadat, budaya, spiritual, pemakaman, dan bangunan-bangunan piramida sejati yang telah hilang dari Mesir yang sebelumnya telah diadopsi dan dilestarikan oleh Nubia. Berkat Piye lah akhirnya Mesir dapat kembali menjadi Mesir sejati.
Piye wafat pada tahun 721 SM dan dikebumikan dalam sebuah piramida bergaya Mesir. Piye adalah firaun pertama yang dimakamkan dengan cara tersebut lebih dari 500 tahun. Sampai saat ini para arkeologi belum berhasil menemukan gambaran utuh bentuk rupa wajahnya, selain patung kaki yang tersisa dan sebuah relief pada kuil yang menyatakan bahwa Piye memiliki kulit berwarna hitam, pada kuil di Napata, ibukota Nubia.
Taharqa
Taharqa adalah penerus kekuasaan firaun hitam di Mesir. Taharqa adalah anak dari Piye, yang merupakan penakluk Mesir pertama dari daratan Afrika, Nubia. Jika Piye berhasil dalam mengembalikan adat istiadat dan kebudayaan kefiraunan ke Mesir. Sedangkan Taharqa, berhasil duduk disinggasana baik sebagai raja Nubia maupun Mesir selama lebih dari 25 tahun sesudahnya (688 SM - 663 SM). Ia banyak membangun monumen bersejarah yang mencantumkan namanya di seluruh Mesir, di antaranya adalah pembangunan proyek kuil Karnak dekat Thebes berupa kolom tunggal setinggi 19 meter. Juga membangun kuil di Jebel Barkal di Nubia yang dia persembahkan kepada dewi Mut, permaisuri Amun.
Nama Taharqa atau disebut juga dengan Tirhaka, tercatat pula di dalam Alkitab, sebagai Raja Sudan atau Kush atau Ethiopia (yaitu dalam kitab II Raja-Raja 19:9. Di mana kisah lengkapnya ada di dalam I Raja-Raja 19:1-37, juga di Kitab Yesaya 37:1-38 dan II Tawarikh 32:1-22. Ceritanya, Raja Assyria telah menerima kabar bahwa pasukan Mesir di bawah pimpinan Taharqa, Raja Sudan sedang datang untuk menyerang mereka. Karena itu, raja Assyria mengirim surat kepada Hezekia Raja Judah. Isinya bersifat memprovokasi, bahwa Raja Assyria sudah mengalahkan seluruh kota-kota di sekitar Yerusalem. Dan juga mengolok-olok Allahnya raja Hezikia. Tetapi malaikat Tuhan membunuh pasukan Assyiria, yang mengakibatkan 185.000 tentaranya tewas. Kasus ini, membuat Raja Assyria dan pasukannya gagal menaklukan Yerusalem dan kembali ke negerinya. Diakhir hidupnya, Taharqa dimakamkan dalam sebuah piramida, di Nuri, bantaran sungai Nil.
Penguasa lain
Psamtik I
Psamtik I (juga dieja Psammeticus atau Psammetichus, dalam bahasa Yunani: Ψαμμήτιχος), adalah firaun Mesir Kuno pada masa dinasti keduapuluh enam Mesir atau dinasti Sais. Psamtik adalah putra dari Necho I yang meninggal pada tahun 664 SM saat raja Kush Tantamani mencoba merebut Mesir Hilir dari Asiria.
Sebagai seorang firaun, ia berhasil menyatukan kembali Mesir pada tahun kesembilan kekuasaannya dengan ditundukannya Thebes pada Maret 656 SM. Berkat kemenangannya tersebut, sisa-sisa terakhir Nubia dari dinasti keduapuluh lima Mesir telah dihancurkan. Kemudian, Psamtik I menyerang pangeran lokal yang menolak penyatuan kembali Mesir dan mengusir penyerang dari Libya. Selain itu, ia berhasil memerdekakan Mesir dari Asiria dan menyejahterakan kembali negerinya. Psamtik I juga membina hubungan yang baik dengan Yunani dan mengajak orang-orang Yunani untuk menetap di Mesir sebagai tentara.
Istri utama Psamtik adalah Mehtenweskhet. Dari pernikahan mereka, lahirlah Necho II, Merneith, dan Nitocris I.
Kleopatra VII
Kleopatra VII Philopator (bahasa Yunani: Κλεοπάτρα Φιλοπάτωρ; bahasa Inggris: Cleopatra VII; Januari 69 SM – 12 Agustus 30 SM) adalah ratu Mesir kuno, anggota terakhir dinasti Ptolemeus. Walaupun banyak ratu Mesir lain yang menggunakan namanya, dialah yang dikenal secara umum dengan nama Kleopatra, dan semua pendahulunya yang bernama sama hampir dilupakan orang.
Ia adalah penguasa Mesir bersama ayahnya Ptolemeus XII, saudara laki-laki sekaligus suaminya: Ptolemeus XIII dan Ptolemeus XIV, dan akhirnya anaknya Caesarion. Cleopatra berhasil mengatasi kudeta yang dirancang oleh pendukung saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan Julius Caesar dan dilanjutkan Mark Antony. Cleopatra memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3 anak dari Mark Antony (dua diantaranya adalah kembar).
Cleopatra bunuh diri sewaktu Augustus (Octavianus) naik tahta dan menyerang Mesir, dengan cara memasukkan tangannya sendiri kedalam keranjang penuh ular berbisa ( Asp / sejenis Cobra asal Afrika Utara). Kisah hidupnya sering didramatisasikan dalam berbagai bentuk karya, termasuk "Antony and Cleopatra" dari William Shakespeare dan beberapa film modern.
Nefertiti
Nefertiti (kecantikan telah datang) adalah Permaisuri Agung (atau istri utama) dari Fir'aun/Pharaoh Amenhotep IV (kemudian bergelar Akhenaten), dan merupakan ibu mertua dan mungkin ibu tiri dari Pharaoh Tutankhamun. Ia juga kemungkinan memerintah kerajaan dalam waktu singkat dengan nama Neferneferuaten-Nefertiti (berarti, Aten memancarkan sinarnya karena Kecantikan telah datang) setelah suaminya meninggal dan sebelum bertahtanya Tutankhamun. Secara kasar namanya diterjemahkan menjadi "wanita yang cantik (atau sempurna)telah datang ". Sebagian namanya juga berarti manik-manik emas yang terjulur panjang, disebut nefer, yang ia sering tergambarkan memakainya. Ia terkenal dengan patung dada-nya, yang sekarang berada di Museum Altes Berlin, seperti terlihat di sebelah kanan. Patung ini merupakan karya yang banyak ditiru. Dibuat oleh pematung bernama Thutmose, dan ditemukan di peninggalan tempat ia bekerja. Patung ini menjadi contoh bahwa pada zaman Mesir kuno sudah ada pemahaman proporsi wajah realistik.
Pejabat istana
Imhotep
Imhotep (kadang-kadang dieja Immutef, Im-hotep, atau Ii-em-Hotep, Mesir: ii-m-ḥtp) adalah arsitek dan dokter pertama yang dikenal dalam sejarah. Sebagai salah satu tangan kanan raja Djoser, ia membuat Piramida Djzosèr di Saqqara, Mesir sekitar tahun 2630-2611 SM, selama pemerintahan dinasti ketiga Mesir. Dimungkinkan, ia adalah orang yang pertama kali menggunakan tiang dalam arsitektur. Namanya berarti seseorang dalam damai.
Imhotep bekerja sebagai kanselir untuk raja dan pendeta tinggi dewa Ra pada Heliopolis. Ia adalah putera dari Ptah. Ia adalah orang yang sangat pintar, maka dari itu ia diberi banyak gelar. Gelar lengkapnya adalah: Kanselir Mesir Bawah, Yang Pertama setelah Raja Mesir hulu, Administrator Istana Agung, Keturunan Bangsawan, Pendeta Tinggi Helopolis, Pembangun, Pemahat, dan Ahli Pembuat Jambangan. Imhotep dikenal sebagai pendiri kedokteran Mesir kuno, dan penulis dari papirus Edwin Smih, yang berisi mengenai kutukan, penyakit ringan dan pengamatan anatomi.
Dua ribu tahun setelah kematiannya, kedudukannya diangkat menjadi dewa. Imhotep menjadi dewa kedokteran dan penyembuhan, seperti Asclepius pada kebudayaan Yunani kuno.
Lokasi makam Imhotep hingga kini belum diketahui. Para ahli sejarah Mesir telah mencoba mencari namun hingga saat ini belum ditemukan. Banyak yang percaya bahwa makamnya berada di Saqqara.Sejarah dari Imhotep dikonfirmasikan oleh dua prasasti yang dibuat pada masa hidupnya di dasar atau alas dari salah satu patung dari Djoser dan juga oleh sebuah grafiti di dinding yang mengelilingi sekitar piramida Sekhemkhet yang belum terselesaikan. Prasasti terakhir menunjukkan bahwa Imhotep hidup lebih lama beberapa tahun dari Djoser dan dilanjutkan dengan melayani dalam pembangunan piramida raja Sekhemkhet yang ditinggalkan karena penguasaan pemerintahan yang singkat.
Manetho
Manetho, juga dikenal sebagai Manethon dari Sebennytos, adalah seorang sejarawan Mesir dan pemuka agama dari Sebennytos (Mesir Kuno: Tjebnutjer) yang hidup semasa Dinasti Ptolemaic, sekitar abad ke-3 SM. Manetho mencatat Aegyptiaca (Sejarah Mesir). Hasil karyanya merupakan hal yang menarik bagi para Egyptologi, dan sering digunakan sebagai bukti kronologis pemerintahan firaun.
Izin save ya
BalasHapus