Google Doodle hari ini, Jumat 30 Juni 2017 merayakan Victor Hugo yang
 bernama lengkap, Victor-Marie Hugo. Jika Anda klik panah yang mengarah 
ke kanan, 
Google akan menampilkan beberapa gambar pada tahun-tahun penting hidup Victor. Di antaranya, 1831, 1856, 1862.
Victor lahir 26 Februari 1802, di Besançon, Prancis, kemudian 
meninggal 22 Mei 1885 di Paris. Seperti dikutip dari Britannica.com, 
Jumat, 30 Juni 2017, Victor Hugo seorang penyair, novelis, dan penulis 
drama yang tergolong paling penting di antara para penulis romantis 
Prancis. Namun, dia jauh lebih terkenal di luar negeri daripada di 
Prancis. Karya-karyanya seperti novel "Notre-Dame de Paris" (1831) dan 
"Les Misérables" (1862) masih terus dibaca.
Lalu, siapa sebenarnya Victor Hugo? Dia anak ketiga dari 
Joseph-Léopold-Sigisbert Hugo. Sejak kecil, ayah Victor terus-menerus 
bepergian dengan tentara kekaisaran. Ayahnya memang sorang mayor yang 
kemudian menjadi jenderal di tentara Napoleon. Namun, adanya 
perselisihan dan perbedaan pandangan membuat orang tua Victor terpisah. 
Kondisi ini membuat hidup Victor berantakan.
 ( Sumber gambar : Wikipedia )
( Sumber gambar : Wikipedia ) 
Dia terpaksa pergi dari Paris ke Elba atau Napoli atau Madrid. Namun 
dia selalu kembali lagi ke Paris bersama ibunya. Kejatuhan kekaisaran 
sekitar tahun 1815 sampai 1818, menjadi momen Victor belajar tanpa 
gangguan di Pension Cordier dan Lycée Louis-le-Grand.
Dia pun lulus dari fakultas hukum di Paris. Walaupun memang, studinya
 ini tampak kurang berhubungan dengan tujuannya. Justru, kenangan 
hidupnya sebagai siswa miskinlah yang mengilhaminya menulis sosok Marius
 dalam novelnya "Les Misérables". Sejak 1816, Victor Hugo mulai punya 
ambisi selain hukum. Dia mulai mencatat, menulis ayat atau prosa, dan 
membuat ulasan.
Pada 1821, ibunya meninggal dan Victor menikah dengan Adèle Foucher. 
Dari pernikahan itu, mereka punya lima anak. Pada tahun yang sama dengan
 pernikahannya, Victor Hugo menerbitkan buku tentang puisi, "Odes et 
poésies diverses". Puisi ini cukup menunjukkan sisi pribadi Victor Hugo.
Pada 1823, dia menerbitkan novel pertamanya, "Han d'Islande", yang 
lalu pada 1825 muncul dalam terjemahan bahasa Inggris "Hans of Iceland".
 Dia pun mulai terlibat dengan penulis lain yang memuja romantisisme dan
 mereka pun bertemu secara teratur di Bibliothèque de L'Arsenal. Victor 
Hugo terus-menerus tanpa henti menghasilkan karya dan memperbaiki 
karya-karya terdahulunya.
Victor Hugo benar-benar eksis sebagai pemuja romantisisme yang 
sejati. Dia mampu membuat karya yang memiliki banyak kontradiksi dan 
memasukkan unsur yang tragis. Sehingga secara intelektual, karyanya yang
 rumit memang sangat berbeda dengan karya-karya pengarang sebelumnya.
Victor Hugo juga dekat dengan para penganut liberalisme, terutama 
setelah ada pembatasan kebebasan pers. Raja Prancis Charles X kala itu 
melarang pertunjukan panggung karyanya "Marion de Lorme" (1829). Namun, 
Victor Hugo semakin ternama dengan karya-karyanya. Salah satunya, 
melalui novel historisnya "Notre-Dame de Paris" pada tahun 1831.
Dia tidak puas hanya mengekspresikan emosi pribadi. Sehingga 
keresahannya tentang politik, sosial, agama pun diintegrasikan dalam 
karyanya. Aktivitas dramanya pun terus dicurahkan. Memang ada dua 
motivasi kala itu, pertama untuk menyuarakan gagasan politik dan 
sosialnya. Kedua, dia ingin menulis untuk aktris cantik Juliette Drouet,
 yang kemudian menjadi teman dekatnya.
Prestasi sastranya diakui
Prestasi sastra Hugo diakui dan dipilih pada tahun 1841, setelah tiga
 kali gagal terpilih dalam Akademi Prancis. Lalu, pada 1845, dia juga 
masuk nominasi ke Chamber of Peers. Sejak saat itu, Victor Hugo hampir 
berhenti mempublikasikan karyanya. Selain karena tuntutan masyarakat dan
 kehidupan politik, persoalan juga datang dari masalah pribadi.
Dia kehilagan Putrinya, Léopoldine, yang baru saja menikah. Putrinya 
secara tidak sengaja tenggelam dengan suaminya pada bulan September 
1843. Luka yang dirasakan Victor dituangkan dalam puisi yang kemudian 
dikenal "Les Contemplations". Puisi itu terbagi menjadi "Autrefois" dan 
"Aujourd'hui", momen kematian putrinya menjadi tanda antara kemarin dan 
hari ini.
Victor menemukan kembali kelegaan saat mengerjakan sebuah novel baru,
 yang kemudian menjadi "Les Misérables", yang diterbitkan pada tahun 
1862. Karya literatur Prancis Victor Hugo yang luar biasa sangat unik. 
Dia dikenal selalu menulis 100 baris ayat setiap pagi atau 20 halaman 
prosa. Dia sangat kuat dalam karya-karya romantisisme.
Beberapa karyanya terus diingat, seperti "Les Misérables" yang dibaca secara luas. Hugo memang penyair dari kalangan orang biasa tetapi tahu bagaimana menulis dengan kesederhanaan dan menggambarkan kekuatan kegembiraan dan kesedihan secara bersamaan.
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com