Laman Google hari ini
(Kamis, 22/3/2018) disambut oleh sosok seorang perempuan, yang berdiri
dengan berlatar belakang laut. Ia adalah Katsuko Saruhashi, seorang
geokimia perempuan yang menginiasi pengukuran konsentrasi asam karbonat
dalam air berdasarkan akurasi suhu, tingkat basa, dan klorinitas.
Penemuan Katsuko Saruhashi dikenal dengan nama "Saruhashi's Table", yang
mana, metodologi ini terbukti sangat berharga bagi para ahli kelautan.
Wanita ini juga mengembangkan teknik untuk melacak perjalanan kejatuhan
radioaktif yang melintasi samudra sehingga membatasi eskperimen nuklir
samudra pada tahun 1963. Katsuko Saruhashi lahir di Tokyo, 22 Maret
1920. Dirangkum KompasTekno dari laman Google Doodle, Kamis (22/3/2018),
bakat ilmuwan kimia, sepeti sudah tertanam di pikiran Katsuko Saruhashi
kecil. Saat ia duduk di sekolah dasar, ia kerap melamun sambil
mengamati lamat-lamat rintikan hujan yang turun dari balik jendela
kelas. Dalam hati, ia bertanya, apa yang membuat hujan turun. Baca juga :
Mengenal Gullermo Haro yang Jadi Huruf O di Google Doodle Dari
pertanyaan sederhana inilah, yang di masa mendatang, membawa Katsuko
Sarushi meraih gelar doktor dalam bidang kimia dari University of Tokyo
tahun 1957. Ia lulus dari Imperial Women's College of Science, yang
dulunya bernama Toho University pada tahun 1943. Setelah lulus, ia
bergabung dengan lembaga riset Meteorological Research Institute yang
merupakan bagian dari Japan Meteorological Agency. Tahun 1950, ia mulai
mempelajari kadar karbondioksida di laut. Kala itu, senyawa kimia
tersebut belum dianggap penting, dan Katsuko Sarushi pun mengembangkan
sendiri metode pengukurannya. Katsuko Sarushi meninggal pada 29
September 2007. Kontribusinya di dunia geokimia, menjadi bukti bahwa
seorang perempuan pun bisa berbicara banyak di dunia ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek) yang di dominasi kaum adam. Baca juga : Mengenal
Usmar Ismail yang Jadi Google Doodle Hari Ini "Banyak wanita yang
memiliki kemampuan menjadi ilmuan hebat. Aku ingin melihat suatu hari
nanti ketika wanita bisa berkontribusi untuk ilmu pengetahuan dan
teknologi, sama halnya dengan yang digeluti para lelaki", tegas Katsuko
Sarushi. Maka hari ini, petikan dari Katsuko Sarushi di atas, telah
dibuktikannya. Selamat ulang tahun, Katsuko Sarushi. PenulisWahyunanda
Kusuma Pertiwi EditorReza Wahyudi Artikel ini telah tayang di Kompas.com
dengan judul "Mengenal Katsuko Saruhashi Sang "Pengamat Hujan"",
https://tekno.kompas.com/read/2018/03/22/07074457/mengenal-katsuko-saruhashi-sang-pengamat-hujan.
Penulis : Wahyunanda Kusuma Pertiwi Editor : Reza Wahyudi Artikel ini
telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Katsuko Saruhashi Sang
"Pengamat Hujan"",
https://tekno.kompas.com/read/2018/03/22/07074457/mengenal-katsuko-saruhashi-sang-pengamat-hujan.
Penulis : Wahyunanda Kusuma Pertiwi Editor : Reza Wahyudi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Katsuko
Saruhashi Sang "Pengamat Hujan"",
https://tekno.kompas.com/read/2018/03/22/07074457/mengenal-katsuko-saruhashi-sang-pengamat-hujan.
Penulis : Wahyunanda Kusuma Pertiwi
Editor : Reza Wahyudi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Katsuko Saruhashi Sang "Pengamat Hujan"", https://tekno.kompas.com/read/2018/03/22/07074457/mengenal-katsuko-saruhashi-sang-pengamat-hujan.
Penulis : Wahyunanda Kusuma Pertiwi
Editor : Reza Wahyudi
Laman Google hari ini Tanggal 22 Maret 2018 disambut oleh sosok seorang perempuan, yang berdiri dengan berlatar belakang laut.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Katsuko Saruhashi Sang "Pengamat Hujan"", https://tekno.kompas.com/read/2018/03/22/07074457/mengenal-katsuko-saruhashi-sang-pengamat-hujan.
Penulis : Wahyunanda Kusuma Pertiwi
Editor : Reza Wahyudi
Ia adalah Katsuko Saruhashi, seorang geokimia perempuan yang menginiasi pengukuran konsentrasi asam karbonat dalam air berdasarkan akurasi suhu, tingkat basa, dan klorinitas.
Penemuan Katsuko Saruhashi dikenal dengan nama "Saruhashi's Table", yang mana, metodologi ini terbukti sangat berharga bagi para ahli kelautan.
Wanita ini juga mengembangkan teknik untuk melacak perjalanan kejatuhan radioaktif yang melintasi samudra sehingga membatasi eskperimen nuklir samudra pada tahun 1963.
Katsuko Saruhashi lahir di Tokyo, 22 Maret 1920.
Bakat ilmuwan kimia, sepeti sudah tertanam di pikiran Katsuko Saruhashi kecil. Saat ia duduk di sekolah dasar, ia kerap melamun sambil mengamati lamat-lamat rintikan hujan yang turun dari balik jendela kelas.
Dalam hati, ia bertanya, apa yang membuat hujan turun.
(sumber gambar : time.com)
Dari pertanyaan sederhana inilah, yang di masa mendatang, membawa Katsuko Sarushi meraih gelar doktor dalam bidang kimia dari University of Tokyo tahun 1957.
Ia lulus dari Imperial Women's College of Science, yang dulunya bernama Toho University pada tahun 1943. Setelah lulus, ia bergabung dengan lembaga riset Meteorological Research Institute yang merupakan bagian dari Japan Meteorological Agency.
Tahun 1950, ia mulai mempelajari kadar karbondioksida di laut. Kala itu, senyawa kimia tersebut belum dianggap penting, dan Katsuko Sarushi pun mengembangkan sendiri metode pengukurannya. Katsuko Sarushi meninggal pada 29 September 2007.
Kontribusinya di dunia geokimia, menjadi bukti bahwa seorang perempuan pun bisa berbicara banyak di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang di dominasi kaum adam.
"Banyak wanita yang memiliki kemampuan menjadi ilmuan hebat. Aku ingin melihat suatu hari nanti ketika wanita bisa berkontribusi untuk ilmu pengetahuan dan teknologi, sama halnya dengan yang digeluti para lelaki", tegas Katsuko Sarushi.
Maka hari ini, petikan dari Katsuko Sarushi di atas, telah dibuktikannya. Selamat ulang tahun, Katsuko Sarushi.
Penulis : Wahyunanda Kusuma Pertiwi
Editor : Reza Wahyudi
Sumber : tekno.kompas.com